DIALEKTIS.CO – Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim menuding banjir besar yang melanda sejumlah wilayah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) dalam lima hari terakhir terjadi karena aktivitas tambang batu bara PT. Kaltim Prima Coal (KPC) di hulu Sungai Sangatta.
Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang menyatakan bencana banjir bukanlah hal baru bagi warga sekitar. Namun, sebutnya banjir kali ini menimbulkan daya rusaknya jauh lebih besar. Bahkan menjadi yang terparah selama kurun waktu 20 tahun.
Rupang tidak menampik tingginya intensitas hujan selama dua hari berturut-turut. Menurutnya, kondisi itu justru membuktikan betapa rapuhnya kawasan itu dalam menahan air, akibat aktivitas pertambangan.
Baca juga: Aktivis Lingkungan Tolak Perluasan Pertambangan Jadi Agenda Post-2020 GBF
“Banjir yang saat ini berlangsung disebabkan oleh pembukaan hutan dan berganti menjadi tambang skala besar di wilayah hulu Sungai Sangatta,” ujarnya kepada media ini, Senin (21/3).
Kata dia, besarnya banjir yang menerjang warga Kutim telah diprediksi jauh hari. Mengingat hutan-hutan di wilayah hulu dari Sungai Sangatta telah dibabat habis dan bukit-bukitnya dikeruk menjadi lubang tambang yang besar.
Lebih lanjut Rupang menegaskan, melihat besarnya daya rusak banjir kali ini, Jatam Kaltim mendesak pemerintah setempat untuk serius membuka pos-pos layanan bantuan serta tempat evakuasi bagi warga yang terdampak dari banjir.
Selanjutnya, mendesak Pemerintah Pusat mengevaluasi dan lakukan audit secara menyeluruh kepada PT. KPC terhadap komitmen pemulihan hutan serta penutupan lubang tambangnya.
“Pemerintah jangan hanya memberikan saksi administratif namun juga sanksi pidana atas sejumlah pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan PT. KPC. Serta membuka hasil pengawasan dan evaluasi kinerja pemulihan dan penutupan lubang tambang kepada warga di lingkar tambang,” tegasnya.
Terpisah, Yordhen Ampung Manager External Relation PT. KPC menyatakan banjir yang terjadi di Sangatta dan Bengalon tersebut sepenuhnya akibat intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Baca juga: Warga Menang Sengketa Informasi, ESDM Wajib Buka Data Tambang
Hujan terjadi secara merata di beberapa daerah di Kutai Timur. Sehingga menjadi penyebab utama banjir. Ditambah lagi dengan pasang surut air laut yang memasuki puncak tertingginya.
“Jadi bukan akibat aktivitas tambang KPC. Semua kolam tambang KPC pun aman dan tidak ada yang jebol seperti yang diissuekan,” kilahnya.
Kata dia, sejumlah daerah yang tidak berhubungan langsung dengan area tambang KPC seperti Karangan, Telen dan Samarinda juga mengalami banjir.
Saat ini pihaknya sedang bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dengan mengerahkan Tim Rescue dan karyawan untuk membantu korban terdampak banjir, serta menyalurkan berbagai kebutuhan pokok. (Yud/DT).
Baca juga: JATAM: Jokowi Cabut Ribuan IUP, Siasat Percepatan Perluasan Pengerukan
Discussion about this post