DIALEKTIS.C0 – Lemari pengering olahan rumput laut yang diberi nama Apolura, hasil karya Bapak Agus Salim warga Kelurahan Bontang Baru, siap diikutkan pada ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) tahun 2022 tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
“Intinya TTG itu kan, teknologi yang bisa diperbanyak dan bisa dimanfaatkan orang lain juga. Dengan alat ini akan banyak pengerajin olahan rumput laut yang dapat terbantu,” kata Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda Dinsos-PM, Kota Bontang, Jamaluddin, Jumat (3/6) Pagi.
Kata dia, alat ini merupakan salah satu pemenang dalam ajang TTG tingkat Kota Bontang, sehingga diyakini dapat bersaing pada lomba tinggat Provinsi dan diharapkan dapat terus melaju ke tingkat Nasional.
Kelebihanya alat ini efektif mengatasi sejumlah kendala pengrajin. Mulai luas lahan menjemur, tidak tergantung cuaca yang kerap tiba-tiba berubah, waktu pengeringan dari 7 hari menjadi hanya 2 hari, serta kualitas produksi jadi lebih berkualitas.
Baca juga: Gelar Rapat Persiapan, Bontang Optimis Incar Gelar Juara TTG Tingkat Provinsi
“Menekan biaya produksi. Lemari ukuran 2 meter, hasilnya setara dengan lahan menjemur 50 meter. Dan yang terpenting hasilnya juga terjamin lebih higienis, sebab diproses secara tertutup. Menariknya lagi, rasanya juga jadi lebih enak,” tuturnya.
Sebelumnya, Dinsos-PM tim juri TTG tingkat kota saat penjurian telah menyakini alat ini betul-betul produk orisinil yang diciptakan sendiri.
“Pak Agus Salim bersama istrinya sudah lama dikenal menjual hasil olahan rumput laut berupa dodol dan manisan. Alat ini benar-benar buah pikir dia untuk mengatasi kendala produksi yang sering ia hadapi,” bebernya.
Terangnya penemuan ini bermula saat ia membeli alat pengering pabrikan, namun tidak sesuai saat diaplikasikan memproduksi dodol dan manisan rumput laut. Akibat tidak stabilnya suhu.
Singkat kata alat yang dibeli tidak cocok dengan produksi yang dibuat. Akhirnya, ia cari lagi cara dengan membuat alat sendiri guna mengatur suhu ruangan. Kemudian dibuatlah sebuah lemari berbahan stenlis, dilengkapi pemanas menggunakan burner.
Baca juga: Ambisi Tembus Ekspor, Bontang Ajukan Program Pengalengan Gami Bawis ke Kemendes PDTT
“Idenya seperti penjual kebab, ada pemanas elektiriknya di bawah. Namun ia memilih menggunakan pemanas berbahan bakar gas, kemudian dirangkai hingga berhasil,” terangnya.
Keunggulannya lagi, alat ini telah melalui proses riset mandiri yang cukup mendalam. Dimulai dari mempelajari sifat bahan baku, pengukuran suhu, hingga ditemukan berapa suhu yang cocok untuk menghasilkan bahan baku dodol dan manisan rumput laut berkualitas.
“Kini jumlah dan lama prosuksi sudah dapat ditentukan dengan cukup akurat. Artinya betul-betul bermanfaat untuk memenuhi permintaan pasar. Dari sisi harga produksi, alat ini juga jelas dapat menekan banyak biaya produksi,” pungksanya.
Sekedar diketahui, pada ajang TTG tingkat Provinsi yang akan digelar pada 24-26 Juni di Halaman Parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong, Kukar ini. Bontang sangat bersemangat untuk meraih gelar juara umum. Sebab, dijadwalkan Kota Taman akan menjadi tuan rumah event yang sama pada tahun 2023 mendatang. (Yud/DT).
Baca juga: Nikmati Pesona Matahari Terbit di Masjid Terapung Bontang
Discussion about this post