DIALEKTIS.CO – Anggota Komisi C DPRD Bontang, Yaser Arafat mengusulkan adanya revisi peraturan walikota (Perwali) terkait rumah kumuh atau Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Pasalnya, politisi muda Golkar ini menemukan banyak pemilik rumah kumuh ini justru mereka yang tidak mengantongi legalitas. Baik bangunan maupun tanahnya.
Hal ini membuat mereka tidak dapat tersentuh bantuan. Meski, secara ekonomi dan infrastruktur rumahnya masuk kategori sangat kumuh.
“Terkait masalah rumah kumuh. Alhamdulillah kan Bontang sudah ada Perwalinya. Mudahan perwalinya bisa ditambahkan,” ujar Yaser dalam Musrenbang RPJMD, Senin (19/5) kemarin.
Menurutnya butuh kajian mendalam terkait hal ini. Agar target zero wilayah kumuh dapat dicapai.
Yaser menilai, kalau pun ada warga Bontang yang terpuruk ekonomi dan memang dianggap rumahnya kumuh bisa mendapat bantuan. Hal ini yang butuh perhatian.
“Semoga ini bisa ditindak lanjuti bunda. Agar ada solusinya buat warga,” harapnya.
Terpisah sebelumnya, dalam Musrenbang RKPD Bontang 2025 pada 14 April lalu. Pemkot Bontang telah menargetkan pengentasan wilayah kumuh melalui program renovasi 150 RTLH.
Renovasi ini sejalan dengan program Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim) menuju zero wilayah kumuh.
Saat itu, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni menyebut, dari total 72 hektare wilayah kumuh yang sebelumnya terdata di Kota Bontang, kini hanya tersisa 18 hektare.
Kawasan tersebut tercatat masih dihuni sekitar 150 RTLH. Oleh karena itu, Pemkot berkomitmen melanjutkan penanganan wilayah kumuh.
“Beberapa waktu lalu saya sudah bahas permasalahan kekumuhan di Bontang bersama Gubernur Kaltim, insyaallah Pemprov akan mendukung,” ungkapnya.
Rencana renovasi rumah akan difokuskan pada perbaikan Atap, Lantai, dan Dinding (Aladin), dengan alokasi anggaran sebesar Rp50 juta per rumah.
Neni mengatakan, akan merevisi Perwali terkait besaran bantuan tersebut yang sebelumnya hanya Rp25 juta per rumah.
Dengan alokasi Rp50 juta per unit, total dana yang diperlukan untuk merenovasi 150 RTLH diperkirakan mencapai Rp7,5 miliar.
“18 hektar itu tersebar di 3 wilayah, Tanjung Laut, Gunung Elai ada 3 setau saya. Kalau 150 rumah kumuh kita bisa tuntaskan, insyaallah kita bisa zero,” ujarnya optimistis. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post