DIALEKTIS.CO – Hasil pengerjaan paket proyek dari Provinsi Kaltim berupa pengecoran jalan di RT 24 dan 55 Kelurahan Berbas Tengah, Kota Bontang malah dikeluhkan warga sekitar, pasalnya dituding justru jadi penyebab terjadinya banjir.
Tiang penyangga jalan cor di samping kawasan Stadion Sepak Bola Tanjung Laut tersebut, disebut menjadi penyebab sedimentasi sampah dan tanah dalam gorong-gorong sekitar pemukiman terjadi.
Alhasil, kawasan itu sejak 2019 mendadak menjadi wilayah langganan bajir. Hal itu terungkap saat Komisi II DPRD Bontang meninjau langsung lokasi tersebut, Senin (27/9) Pagi.
“Tiang cornya itu membuat aliran parit tersumbat, membuat endapan di dalam gorong-gorong,” kata Erwin salah satu warga RT 24.
Sebutnya, sebelumnya sebagian kawasan tersebut hanya kerap dilanda banjir saat banjir air laut pasang atau banjir rob terjadi.
Namun kini, saat hujan deras seikit saja banjir sudah melanda dengan ketinggian yang terus bertambah. Meski tak terjadi air pasang laut.
Seirama, Ketua RT 55, Dermawan Darma menyebut saat banjir di kawasan warga, ujung cor-coran yang di bawahnya merupakan saluran, justru tidak dialiri air.
Artinya terdapat sampah yang menyumbat atau ada benda lain yang menghambat saluran air.
“Kalau enggak dibongkar ya solusinya ditinggikan pak,” ucapnya.
Ketua Komisi III DPRD Bontang, Amir Tosina menyampaikan normalisasi saluran air atau drainase mendesak untuk segera dilakukan, agar aliran air bisa lancar pembuangannya.
“Ia, tiang penyangga jalan cor itu harus segera dilepas. Supaya tidak menghambat air keluar dan sampah-sampah tidak sangkut,” terangnya.
Seirama, anggota Komisi III DPRD Bontang, Abdul Samad menegaskan normalisasi harus segera dilakukan. Bahkan tidak perlu menunggu anggaran besar.
“Mungkin anggaran dikucurkan Rp 30-40 juta, ini sudah selesai,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Zulkifli mengatakan pihaknya akan segera mengupayakan pembersihan drainase dapat dilakukan sesegera mungkin.
Meski begitu, Zulkifli juga mengimbau warga sekitar untuk meningkatkan kedisiplinan menjaga kebersihan lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan ke selokan.
“Kita berharap, jangan lagi ada yang buang sampah di saluran air,” tegasnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Kota Bontang Karel menyebut tetap diperlukan usulan alokasi anggaran terkait normalisasi drainase, agar dilakukan secara menyeluruh.
Karel menilai, selain sedimentiasi drainase. Pendangkalan di hilir sungai tepat di jalur pembuangan air menuju Sungai wilayah tersebut juga telah cukup parah terjadi.
“Kita bisa bikin semacam drainase kanal. Supaya sedimentasinya ditahan dan air bisa mengalir lancar,” jelasnya. (Yud/DT).
Discussion about this post