DIALEKTIS.CO – Proyek pembanguan Gedung SDN 002 yang berada di Jalan Pontianak 4, Kecamatan Bontang Barat senilai Rp 6 miliar tak kunjung rampung.
Meski kontraktor mengklaim progres pengerjaan telah mencapai 92 %. Melihat kondisi lapangan, Ketua Komisi A DPRD Bontang Heri Keswanto tegas meminta bangunan dua lantai ini untuk segera diselesaikan.
Terlebih, masa perpanjangan waktu atau addendum hanya tersisa 46 hari lagi. Secara kasat mata, masih banyak pekerjaan yang perlu dirampungkan.
“Strukturnya juga banyak harus segera diperbaiki, tidak rapi. Harus dikebut pengerjaanya, kami ingin ruang sekolah segera dapat dimanfaatkan,” tegasnya, Jumat (10/1).
Baca juga: SDN 002 Bontang Barat Segera Direlokasi ke Bangunan Baru
Keterlambatan pengerjaan ini, kata Heri tentu merugikan semua pihak. Dampaknya, kontraktor juga akan dikenakan sanksi denda.
Lebih lanjut, Heri menyoroti kinerja pengawasan konsultan proyek tersebut. Ia berharap, konsultan dapat melaksanakan kinerja pengawasan dengan lebih maksimal.
“Seandainya belum dibayar (konsultan), saya mau tahan. Tapi karena sudah terbayarkan semua, ya giman. Enggak mungkin juga kita mau tarik kembali, karena prosesnya panjang,” sesalnya.
Senada, Kepala Sekolah SDN 002 Bontang Barat Suhartini berharap bangunan sekolah tersebut dapat segera diselesaikan.
Meski sebenarnya sekolah ini sedikitnya membutuhkan 11 kelas belajar. Penyelesaian 8 kelas baru tersebut sangat di nanti-nanti untuk dapat difungsikan.
“Jumlah siswa kami 246. Pembelajaran terpisah di dua lokasi. Kelas 5 dan 6 belajar di ruang komputer, perpustakaan dan UKS. Sementara, yang lain numpang di sekolah lain,” tuturnya.
Dampak dari keterlambatan, di 2025 pihaknya tidak dapat mengusulkan penambahan 3 atau 4 ruang, kekurangan kelas belajar.
Baca juga: Dewan Bontang Soroti Kinerja Pengawasan oleh Konsultan Proyek Gedung Sekolah
Sementara, Setyo Broto Pratikno direktur CV Surya Jaya Konstruksi selaku kontraktor proyek mengaku masih optimis seluruh pekerjaan dapat dirampungkan sebelum batas waktu penambahan pada 25 Februari mendatang.
“Ini kita kerja maksimal, dua sift siang malam. 30 pekerja kita kerahkan, di sisi bangunan tinggal finishing,” ujarnya.
Setyo menyatakan, keterlambatan datangnya material tiang pancang menjadi kendala tersendiri. Sehingga pengerjaan yang harusnya dimulai pada Juli baru dilaksanakan pada September.
“Iya, efektif kami kerja 4 bulan. Batasnya 25 Desember, terus dapat penambahan waktu 50 hari kerja. Ini yang kami kejar,” ucapnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post