DIALEKTIS.CO – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menyampaikan pertimbangannya perihal tidak mengadakan speed boat atau kapal besar untuk keperluan transportasi guru di wilayah Selangan, Gusung, dan Tihi-Tihi.
Menurut Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono, keputusan tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan penting, termasuk studi kelayakan dan efisiensi anggaran.
“Kami telah melakukan studi kelayakan. Selangan dan sekitarnya adalah daerah pasang surut. Jika kami membeli kapal atau speed boat yang besar, saat air surut, kapal tersebut tidak akan bisa masuk ke wilayah-wilayah tersebut,”
“Padahal proses belajar mengajar berlangsung setiap hari. Jika transportasi hanya bisa dilakukan saat air pasang, maka kegiatan belajar akan terganggu,” jelasnya, Jumat (26/9/2024).
Selain itu, kata Bambang, membeli speed boat atau kapal besar memerlukan biaya operasional yang tinggi. Pasalnya, membutuhkan perawatan intensif, mulai dari biaya bahan bakar, oli, hingga tenaga honor untuk mengoperasikan kapal.
Baca juga: Disdikbud Siapkan Program Community Boarding untuk Siswa Pesisir, Simak Wujudnya
“Belum lagi biaya tambahan untuk membangun galangan kapal sebagai tempat parkirnya. Semua ini akan sangat membebani anggaran,” sambungnya.
Bambang juga menegaskan bahwa jumlah guru dan murid di wilayah tersebut tidak terlalu banyak, sehingga kapal yang ada saat ini sudah cukup untuk mendukung transportasi.
Ia menegaskan, tidak ada penolakan dari pihak Disdikbud terkait pengadaan speed boat, tapi melihat dari efisiensi dan kebutuhan, kapal yang ada saat ini sudah memenuhi standar.
Menurutnya, pengadaan speed boat juga tidak pernah diusulkan secara resmi. Yang ada, kata dia, hanya permintaan untuk memperbaiki transportasi bagi guru-guru.
“Kami sudah membantu memperbaiki transportasi dengan menyewakan kapal dan katinting dari masyarakat setempat,” ujarnya.
Sistem penyewaan kapal ini juga dinilai lebih efisien dan membantu masyarakat lokal. Dengan menyewa kapal-kapal milik warga, selain lebih efisien, kami juga turut membantu perekonomian mereka. Ia bilang, banyak pemilik kapal kecil atau katinting yang mengeluh tidak mendapatkan muatan. Dengan adanya sistem ini, mereka merasa terbantu.
Bambang menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa keputusan ini diambil demi kelancaran proses belajar mengajar dan efisiensi anggaran.
“Keputusan ini tidak diambil tanpa pertimbangan matang. Kami ingin memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan anggaran digunakan secara bijak,” tegasnya.
Terpisah, Kepala SDN 015 Selangan, Abd. Kadir Zaelani, membenarkan bahwa pihaknya tidak pernah mengajukan permintaan pengadaan speed boat. Menurutnya, kondisi perairan yang dangkal di wilayah tersebut tidak memungkinkan kapal besar masuk.
Baca juga: Dukung Pendidikan Pesisir, Disdikbud Bontang Sediakan Kapal & Ketingting Sejak 2022
“Selangan itu dangkal, jadi hanya kapal katinting yang bisa masuk. Kapal besar tidak bisa parkir di sana,” ujarnya, Jumat (26/9/2024).
Zaelani juga menyampaikan, yang mereka butuhkan hanya perbaikan transportasi, bukan pengadaan speed boat.
“Kami hanya meminta perbaikan transportasi, dan itu sudah dipenuhi oleh Disdikbud dengan menyewakan kapal dari warga sekitar,” jelasnya.
Dengan langkah ini, Disdikbud Bontang berharap transportasi guru ke daerah-daerah terpencil tetap berjalan optimal, tanpa harus membebani anggaran dan tetap membantu perekonomian masyarakat sekitar. Pertimbangan Disdikbud Bontang tidak mengadakan spead boad untuk transportasi guru-guru ke daerah Selangan, Gusung, dan Tihi-Tihi. (adv).
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp Bu atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post