KASUS flu burung merebak di Kota Bontang, Kalimantan Timur. Sebelumnya diwartakan media ini tak kurang 230 ayam milik warga di Kelurahan Bontang Baru dan Kampung Jawa mati mendadak akibat terserang virus Avian Influenza (AI).
Hal ini mendorong Pemerintah Kota setempat melalui Dinas Kesehatan bersama Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) gencar mengajak peternak untuk menjaga kebersihan kandang dan alat guna mencegah penyebaran penyakit hewan ini.
Namun disisi lain, meski marak flu burung, penggemar makanan unggas tak perlu takut makan ayam atau bebek. Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Pelayanan Hewan Kota Bontang, Drh. Riyono kepada awak dialektis.co, Kamis (19/11).
Kata dokter hewan itu, telur unggas yang terpapar flu burung tetap aman untuk dikonsumsi selama pengolahannya dilakukan dengan benar. “Dibersihkan atau dicuci dengan baik dan direbus dengan benar-benar matang,” ujarnya.
Meski begitu, bukan berarti boleh mengurangi kewaspadaan atas virus ini. Sangat penting mengetahui cara penyebarannya. Kata Riyono, flu burung bersifat zoonosis atau dapat menular kepada manusia saat kontak langsung dengan unggas (ayam, bebek, angsa, ataupun burung) yang telah terpapar.
Selain kontak langsung dengan hewan, penularan kepada manusia juga dapat terjadi karena kontak cairan dan kotoran dari unggas yang terpapar virus flu burung. Untuk itu, saat ini Dinas Kesehatan bersama DKP3 serta Puskesmas Hewan gencar mengimbau masyarakat yang ternak unggas untuk lebih memperhatikan kebersihan kandang.
“Saat ini, kita tengah focus pada pengendalian. Sehingga wabah dari flu burung tersebut tidak semakin meluas. Salah satunya dengan melakukan penyemprotan disinfektan,” ujarnya.
Dijelaksannya, tidak ada tanda klinis pada unggas yang terpapar flu burung saat hidup, tanda-tanda fisik terpapar flu burung baru nampak saat unggas telah mati mendadak.
“Ciri terakhir, akan muncul bintik-bintik di tubuh unggas berwarna merah kebiruan. Umumnya di Jengger, dada dan di kaki (bagian yang tidak ditumbuhi bulu,” jelasnya.
Drh. Riyono menegaskan kebersihan kandang menjadi hal mutlak yang harus dilakukan.
Sementara terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur, Dyah Anggraini mengingatkan untuk mewaspadai virus ini, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala ini.
“Virus ini berkembang pada musim pancaroba, dan masyarakat harus meningkatkan by security untuk menghindari perpindahan virus dari hewan ke manusia,” ungkap Dyah.
Berikut gejala yang harus dikenali pada virus Avian Influensa :
- Kematian mendadak pada unggas.
- Terdapat lendir di saluran pencernaan dan pernafasan.
- Terdapat bercak merah pada bagian yang tidak berbulu pada ayam.
- Terdapat bintik merah atau biru pada bagian kaki.
“Semacam bentuk kerokan berwarna biru pada kaki. Kalau menjumpai hal ini segera laporkan pada petugas,” imbuhnya. (Ajis/Yud).
Discussion about this post