DIALEKTIS.CO, Samarinda- Anggota Komisi I DPRD Kalimantan Timur, Harun Al Rasyid, mengungkap keprihatinannya terhadap kenaikan drastis harga beras baru-baru ini yang memaksa pemerintah meningkatkan impor beras.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyoroti dampak negatif terhadap kesejahteraan petani, dengan harga beras di pasaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang diterima oleh para petani.
“Pemerintah telah mengalokasikan impor beras sebanyak 2 juta ton untuk tahun 2023, namun sayangnya, hal ini tidak memberikan dampak positif bagi petani. Harga beras yang diterima oleh petani jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga jual di pasar,” ungkap Harun Al Rasyid (1/12/2023).
Menurut Harun, saat ini harga beras yang diterima petani hanya sekitar 5 ribu rupiah per kilogram, sementara harga di pasaran mencapai 15 ribu rupiah per kilogram.
“Perbandingan harga yang tidak adil ini merugikan petani dan menunjukkan ketidakseimbangan dalam distribusi keuntungan,” imbuhnya.
Meskipun pemerintah telah melakukan impor beras sebagai langkah darurat untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, Harun menyoroti pentingnya dukungan konkret untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri.
Ia berharap adanya perubahan kebijakan pemerintah untuk mendukung petani dan memastikan kesejahteraan mereka.
“Semoga ada langkah konkret untuk mendukung petani dalam meningkatkan produksi beras dalam negeri. Kesejahteraan petani harus menjadi prioritas utama,” tambahnya.
Dalam mengatasi krisis harga beras, Harun Al Rasyid berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih berkelanjutan dan berpihak kepada petani Indonesia. (ADV/DPRD Kaltim).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post