DIALEKTIS.CO – Pasca ramai pemberitaan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti dampak yang akan terjadi imbas perang Israel dengan Hamas. Salah satunya, berpotensi menyebabkan kenaikan harga BBM dunia.
Pagi ini, Selasa (17/10/2023) sejumlah warga di Kota Bontang mengeluhkan mulai sulitnya mendapati BBM. Khususnya jenis pertalite di pedagang pengecer.
“Bingung juga, tiba-tiba banyak yang habis BBM-nya. Ini aja baru dapat di jalan tembus. Beritakan ya mas, biar jangan merugikan lah,” ujar Tari, warga Bontang Baru kepada media ini.
Ia pun berharap, hal ini tidak berkait langsung dengan kemungkinan adanya kenaikan harga BBM seperti yang disampaikan Presiden.
Sebab, dapat berimbas langsung dengan geliat ekonomi yang baru saja dirasa mulai membaik pasca kenaikan harga BBM sebelumnya.
“Kalau di SPBU, malas antre aja sih. Panjang banget, dipenuhi motor besar juga. Berharap tidak langka,” tuturnya.
Pantauan media ini, hanya beberapa pedagang BBM ecaran utamanya di jalur protokol dalam Kota Bontang yang tampak kehabisan stok pertalite.
Namun, secara umum tidak dapat dikatakan langka, sebab masih banyak pula pedagang eceran lain yang masih menjajakan dagangannya.
Antrean BBM di SPBU pun seperti biasa. Terlihat, BBM bersubsidi jenis pertalite masih jadi primadona dari panjangnya antrean kendaraan.
Sebelumnya, ramai diwartakan Presiden Jokowi mewanti-wanti kemungkinan harga BBM naik saat memberikan sambutan di Rakernas Projo yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada Sabtu (14/10/2023).
Jokowi menyebut harga BBM Indonesia bisa saja ikut terdampak.
“Ini nanti harga energi bisa naik gara-gara perang Palestina-Israel. Artinya bensin. Pertamax, Pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tapi bisa saja (naik). Karena kalau perang nggak selesai pasti harga BBM global naik,” ujar Jokowi.
Tak hanya memengaruhi harga BBM, Jokowi mengungkap bahwa perang tersebut akan berimbas pada pasokan komoditas pangan dunia. Sebab hal ini semakin diperparah dengan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini, sehingga kenaikan harga pangan kemungkinan ikut berpengaruh.
“Belum ditambah perubahan iklim. Sangat nyata kita hadapi dan ada depan kita,” kata Jokowi.
“Kemarin baru 3-4 bulan panas menyengat di seluruh dunia, sebagian besar, termasuk kita kena El Nino. Bukan hanya panas, itu pengaruh ke pangan kita,” sambungnya.
Oleh sebab itu, Jokowi berharap di kepemimpinan selanjutnya Indonesia dapat memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan global seperti ini. Bahkan ia menyebut sosok pemimpin harus berani mengambil risiko.
“Oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang memiliki visi taktis, jelas, keberanian, berani mengambil resiko. Punya nyali berani menghadapi tekanan negara-negara besar. Jangan baru digugat di WTO saja sudah mundur. Jangan ditekan, diancem saja sudah mundur. Itu yang diperlukan pemimpin ke depan,” harapnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post