DIALEKTIS.CO – Berakhir sudah masa kritis Diaman (42), penyapu jalan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda itu tutup usia. Setelah sepekan berjuang dirawat di RSUD Abdul Wahab Sjahranie.
Jumat subuh (6/9/2022) lalu, Diaman tertabrak mobil saat bekerja, ia kritis hingga koma. Rekaman video detik-detik ia tertabrak pun ramai beredar di media sosial.
Sekira pukul 4 dini hari, di bawah penerangan jalan yang tidak begitu terang. Di sekitar depan Kantor Gubernur.
Tiba-tiba, prakkk, pria berbaju orange itu terpental hingga bersimbah darah usai diseruduk sebuahmobil pikap bernopol KT 8827 MI.
Diaman yang sudah tak berdaya, lantas dilarikan ke RSUD A W Syahranie oleh pengendara mobil yang menabraknya.
Penyapu jalan itu disebut dalam kondisi kritis akibat luka berat di bagian kepala. Serta retak tulang di beberapa bagian tubuh.
Dari beberapa keterangan yang beredar, Diaman mendapat tindakan operasi sebanyak 2 kali. Sebelum koma dan dirawat di ruang ICU. Namun menurut keterangan dari Kepala Instalasi Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Abdul Wahab Sjahranie dr Arysia Andina pada Kaltim Faktual. Operasi hanya berlangsung 1 kali.
Sepekan melawan rasa sakit dan koma. Diaman menyerah pada Kamis 22 September, pukul 8.15 Wita. Sang penyapu jalan menghembuskan napas terakhirnya. Membuat sanak familinya larut dalam kesedihan mendalam dan rasa tak percaya. Lantaran ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh pria 42 tahun itu.
Keterangan Rumah Sakit
Melalui dr Arysia Andini, RSUD A. W. Syahranie Samarinda mengumumkan perihal kematian Diaman. Bunyi keterangan dari rumah sakit kami sajikan dalam kalimat tidak langsung, seperti berikut:
Saya dr. Sysi (Andini). Innalilahi wainnailaihi raajiun. Pada hari ini Kamis, tanggal 22 September 2022. Pukul 8 lewat 15. Telah meninggal dunia, pasien dengan inisial D. Korban tabrak beberapa hari lalu. Yang sempat kritis. Kami mengucapkan turut berdukacita yang sebesar-besarnya. Semoga pihak keluarga yang ditinggalkan, diberi ketabahan.
Pasien datang pada Jumat dini hari. Dalam keadaan cedera kepala berat. Dan beberapa patah tulang. Kemudian pasien dirawat, oleh tim dokter RSUD A. W. Syahranie. Dan telah dilakukan operasi.
Setelah beberapa hari kritis di ICU. Pada hari ini pasien meninggal dikarenakan cedera kepala berat dan multiple fracture.
Menjadi Pelajaran
Dalam kejadian ini, diduga tidak ada unsur kesengajaan. Sopir pikap saat diperiksa mengaku tak melihat jelas keberadaan Diaman. Sampai menumburnya dan menyebabkan kematian sepekan kemudian.
Pengemudi pikap memilih bertanggung jawab atas kejadian ini. Namun proses hukum tetap berlangsung. Demikian dipastikan oleh Polresta Samarinda.
Sementara Dinas Lingkungan Hidup Samarinda. Berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Di luar siapa salah siapa benar dalam kasus ini. Seluruh petugas kebersihan diminta menaati SOP kerja yang berlaku.
Seperti, tidak mendahului jam kerja yang ditetapkan. Yakni pukul 5.30 pagi. Juga diwajibkan mengenakan atribut kerja yang benar. Untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan saat bertugas. Bagaimanapun, pekerjaan sebagai penyapu jalan memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
DLH Samarinda juga akan segera menghadap ke Wali Kota untuk mengevaluasi kejadian ini. Serta mengusulkan pengadaan seragam baru bagi petugas kebersihan. (*)
Discussion about this post