DIALEKTIS.CO – Wanita korban pemukulan petugas Satpol PP saat gelar razia penerapan PPKM di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menyebut kehamilannya tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika.
Video pernyataannya tersebut, belakangan viral beredar. Ia mengaku suatu waktu perutnya kadang dapat membesar dan mengecil dengan sendirinya.
“Bisa buka FB saya, tiap bulan bagaimana perut saya. Kadang ini kempes, kadang besar,” ujarnya.
Namun begitu, wanita yang belakangan diketahui bernama Amriana (30) itu tetap menyakinkan bahwa dirinya tengah mengandung hasil hubungannya dengan sang suami, Nurhalim.
Kata dia, kehamilannya tidak bisa dibuktikan oleh dokter. Ia mengaku tidak pernah memeriksakan kandungannya ke rumah sakit, hanya biasa pergi ke tukang urut langganannya.
“Hanya di tukang urut, ini pengobatan saya sendiri pak. Memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika. Jadi tukang urut yang katakan saya hamil,” kata dia dalam video beredar.
Sementara, Kepala Bidang Komunikasi Kabupaten Gowa Arifuddin Zaeni menilai korban pemukulan oknum Satpol PP tersebut tidak benar-benar dalam keadaan hamil. Hal ini dibuktikan dengan penolakan saat akan dilakukan tes kehamilan.
“Dia tidak hamil. Waktu mau dites USG, dia tidak mau. Ini perempuan tidak hamil,” kata Arifuddin kepada awak media, Kamis (15/7/2021).
Arifuddin mengaku juga heran Amriana tidak mau dites USG setelah tes plano tidak menunjukkan adanya gejala kehamilan.
Namun begitu, Arifuddin menyampaikan Pemkab Gowa tidak mempermasalahkan laporan yang dibuat pasangan suami istri tersebut kepada polisi atas insiden pemukulan.
“Tentu kita akan proses itu, nggak bisa dihalang-halangi to karena haknya (membuat laporan polisi),” ucapnya. (*).