DIALEKTIS.CO – Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Masjaya menegaskan desakan untuk menggeratiskan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi seluruh Mahasiswa di tengah pandemi Covid-19 saat ini kurang relevan.
Gratis UKT akan menguntungkan yang mampu, Masjaya menyebut mahasiswa mampu akan mendapat 2 poin lebih unggul ketimbang pihak yang seharusnya berhak mendapatkannya.
Sebab itu butuh pengkualifikasian penerima.
“Suruh sini besok yang mau minta turunkan UKT nya. Jangan SK Rektor yang ditolak,” kata Masjaya saat menemui masa aksi demonstrasi mahasiswa, Senin (18/1/2021).
Guru besar Fisip itu menegaskan waktu pengajuan pembayaran UKT akan diperpanjang selama 2 hari. Kebijakan pengurangan, penurunan, hingga pembebasan UKT ini dinilai lebih relevan.
“Yang pasti SK Rektor tetap berjalan. Silahkan ajukan pengurangan, penurunan, atau pembebasan UKT. Dan syarat-syarat yang belum lengkap silahkan ajukan, saya tambah 2 hari lagi,” tegasnya.
Lebih jauh, Masjaya berjanji akan mengembalikan sisa pembayaran UKT bagi mahasiswa yang seharusnya berhak mendapat kebijakan namun telah terlanjur melakukan pembayaran.
“Dengan catatan segera mengajukan berkas keberatan pembayaran UKT. Bisa saja. Tapi butuh waktu, tidak secara instan,” tutup Masjaya.
Senada, Dekan Fakultas Hukum Unmul, Mahendra Putra Kurnia yang juga terlibat langsung dalam perumusan SK Rektor No. 02/KU/2020 tersebut menyatakan, penggolongan UKT telah sesuai aturan. Yakni, Permendikbud No 25 tahun 2020.
“Itu dibuat dengan menggunakan teori diskriminasi positif, dalam artian harus terkualifikasi. Semua diberi pengurangan sesuai kebutuhan. Dan Permendikbud juga demikian,” jelas Mahendra, di hadapan demonstan.
Mahendra menjelaskan penggolongan UKT merupakan kewenangan dari Mendikbud. Dalam hal ini justru pihak Universitas membuat keberpihakan bagi mahasiswanya.
“Penggratisan UKT bagi seluruh mahasiswa Unmul merupakan hal yang nihil. Karena pihak yang seharusnya merasa mampu, akan mendapat 2 poin lebih unggul ketimbang pihak yang seharusnya mendapatkannya. Basisnya tetap Permendikbud nomor 25,” tegasnya.
Sebelumnya, kelompok mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Universitas Mulawarman (AMU) kembali menggelar demo didepan Gedung Rektor Unmul, menuntut Uang Kuliah Tunggal (UKT) gratis.
“Fasilitas seperti gedung dan listrik tidak dipakai karena kuliah online di masa pandemi ini. Perjalanan dinas juga tidak ada. 1.500 mahasiswa itu jadi bukti konkret bahwa penggratisan UKT semester ini harus ada,” kata Presiden BEM Fisip Unmul, Iksan Nopardi kepada awak media di sela-sela jalannya demo. (Yok/Yud).
Discussion about this post