Anggota DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang ingatkan sumpah pemuda 28 Oktober, jangan hanya diperingati sebatas seremonial. Namun, harus lebih dimaknai untuk meningkatkan kecerdasan dan komitmen ikut membangun bangsa.
“Saat ini, momentum sumpah pemuda benar-benar mesti dimaknai dan dijadikan pemicu kebangkitan pemuda dalam rangka melawan resesi akibat pandemi Covid-19,” kata politisi yang akrab disapa BW itu.
Selain dampak pandemi, menurut BW, kemajuan teknologi di era 4.0 juga harus menjadi perhatian pemuda. Sebab, banyak menyebabkan mudahnya terjadi pergeseran nilai.
Politisi ulung DPC NasDem Bontang tersebut, menegaskan energi besar yang terkandung dalam teks sumpah pemuda harus dimaknai dengan benar, sehingga dapat merasuk dalam setiap sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih jauh, BW menyoroti berbagai aksi demonstrasi pemuda yang belakangan ini kerap berujung pada tindakan anarkis di sejumah daerah, justru sebagai tindakan yang menciderai semangat sumpah pemuda.
Menurutnya, aksi merusak fasilitas umum atas nama kebebasan berpendapat tersebut jangan sampai menjadi contoh bagi generasi mendatang.
“Kan tidak elegan itu merusak. Jadi tugas kita semua mengembalikan habitatnya sumpah pemuda itu,” ujarnya.
Kata BW, sumpah pemuda juga harus menjadi semangat mencetak pemuda yang berjiwa negarawan. Sebab pemuda pasti tua dan menjadi pemimpin, Indonesia butuh penerus yang kuat dan berkarakter.
“Saat ini, paradikma tentang pemuda sudah berubah. Sumpah pemuda dimaknai tidak seperti esensi-nya. Banyak seremoni, padahal aktualisasi atau karya nyata itu yang penting untuk terus didorong,” pungkasnya. (Yud/DT).
Discussion about this post