DIALEKTIS.CO – Sekertaris Perusahaan (Sekper) PT Kaltim Industrial Estate (KIE), Benny Samosir menyakinkan masyarakat sekitar proyek pembanguan pabrik Soda Ash menyambut baik kehadiran investasi tersebut.
Pabrik Soda Ash ini akan dibangun di atas lahan milik KIE seluas 16 hektare di wilayah Tursina Barat dengan kapasitas produksi sebesar 300 ribu metrik ton per tahun.
Soda Ash sendiri merupakan produk hilirisasi dari gas CO2 yang merupakan hasil samping dari pabrik amoniak. Soda Ash merupakan bahan yang dibutuhkan untuk industri lain, seperti kaca, deterjen, aki dan lainnya.
“Dari proses sosialisasi yang kita lakukan, masyarakat Kelurahan Guntung dan Kelurahan Loktuan menyambut baik pembangunan pabrik Soda Ash,” ujarnya di sela-sela acara buka puasa bersama insan pers se-Kota Bontang, Jumat (8/4).
Proyek ini dinilai berpotensi membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Terlebih data Dinas Tenaga Kerja setempat menunjukkan angka penggangguran yang cukup tinggi.
Baca juga: Pupuk Kaltim Gelar Buka Puasa Bersama Insan Pers Bontang
Lebih lanjut, Benny mengklaim pembangunan pabrik Soda Ash, juga berpeluang turut meminimalisir emisi karbon di Kota Bontang.
Sebab, karbon dioksida (CO2) nantinya akan menjadi salah satu bahan baku yang banyak digunakan selain amoniak dan garam industri atau natrium klorida.
Diketahui, pembangunan pabrik Soda Ash ini awalnya diwacanakan ke publik akan dibangun oleh PT Kaltim Parna Industri (KPI). Namun, belakangan PT Pupuk Kaltim mengakuisisi pembangunan tersebut berdasar penugasan dari PT Pupuk Indonesia.
Terpisah sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Bontang Asdar Ibrahim menyatakan proyek senilai 200 juta US dollar atau setara Rp 2,7 triliun tersebut akan menjadi pabrik Soda Ash pertama yang ada di Indonesia.
“Tinggal penyelesaian amdal di Provinsi dan Pusat. Rencananya 3 tahun kedepan, 2025 sudah beroprasi,” tuturnya.
Kata dia, pabrik ini akan menyuplai kebutuhan Soda Ash dalam negeri. Sehingga sejumlah industry turunan nantinya dapat berkembang tanpa ketergantungan dengan pasokan impor.
Ia pun menilai sejauh ini proses sosialisasi kepada masyarakat berjalan dengan baik. Terlebih pembangunan pabrik ini diperkirakan akan menyerap sekitar 1.500 sampai 2 ribu tenaga kerja.
“Warga mengusulkan untuk pemberdayaan man power adalah tenaga lokal, tidak hanya khusus warga Loktuan dan Guntung, tapi umumnya warga Bontang. Ini juga yang selalu ditekankan Bapak Wali Kota,” pungkasnya. (Yud/DT)
Discussion about this post