DIALEKTIS.CO — Penampilan pasang calon (Paslon) nomor urut 2 Sutomo Jabir-Nasrullah di debat terbuka Pilkada Bontang kedua, kembali menghentak.
DI sesi awal. Sutomo langsung menyinggung kondisi perekonomian di Bontang. Dengan menyebut Bontang sebagai kota kaya namun keadaan perekonomian lesu.
Laju pertumbuhan ekonomi Bontang yang tidak sepesat kota-kota lain di Kalimantan Timur. Dinilai menjadi salah satu indikator.
“Berada di angka 4,16 persen pada 2023. Sementara laju pertumbuhan ekonomi di Kaltim 6,22 persen,” papar Sutomo.
Bahkan, Sutomo melanjutkan. Laju pertumbuhan ekonomi Bontang masih lebih rendah dari angka nasional yaitu 5,05 persen.
“Artinya secara laju pertumbuhan ekonomi sudah menjadi beban nasional, bahkan provinsi,” ujar dia.
Menurutnya pendapatan asli daerah (PAD) cenderung menurun. Pada 2024, PAD hanya berkisar Rp245 miliar padahal APBD Rp3,3 triliun.
Maka dari itu, pelaku usaha belum maksimal dalam memberikan kontribusi untuk mendongkrak PAD.
Selain itu, ia juga menilai bila Bontang mengalami stagnasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Investasi ekonomi belum mampu dilakukan sehingga 80 persen perekonomian masih bergantung pada industri olahan.
“Padahal tidak sampai 20 persen masyarakat serta tidak lebih dari 18 ribu tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan industri yang ada,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post