DIALEKTIS.C0 – Penanganan seorang pria ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) yang acap kali berkeliling di Jalan Protokol Kota Bontang dengan pakaian tak senonoh tak luput jadi salah satu topik yang mengemuka dalam kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) ke Kantor Dinsos-PM Bontang, Kamis (9/6).
Kepala Sub Kordinator Penanganan Fakir Miskin, Dinsos-PM, Hasan Said melapokan keberadaan ODGJ tersebut sudah cukup meresahkan. Pasalnya, selalu berkeliling menggunakan celana robek di bagian depan. Hingga membuat kelaminnya terlihat.
“ODGJ itu warga Kukar Pak. Keluarga hingga Kepala Desa-nya sudah dikonfirmasi, semua angkat tangan menyerah,” ujarnya.
Baca juga: Anggota Dewan Kukar Puji Program Rumah Singgah Dinsos-PM Bontang
Kata Hasan Said, Dinsos-PM Bontang bersama Satpol PP juga telah berkali-kali menangkap dan memulangkan. Namun selalu kembali berkeliaran di Kota Bontang.
Senada, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinsos-PM, Arianto menyatakan keberadaan ODGJ tersebut kerap dikeluhkan masyarakat. Bahakan bergam tindakan juga telah dilakukan namun selalu berulang.
“Sudah berulang kali juga diberikan celana yang bagus. Tapi sengaja selalu ia sobek di bagian depan, tepat di bagian kelamin,” tuturnya.
Arianto pun berharap agar persoalan ini turut menjadi perhatian Dinas Sosial Kukar. Agar segera ditemukan jalan keluar penanganannya.
Baca juga: Komisi IV DPRD Kukar Kunjungi Dinsos-PM Bontang
Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kukar, Syarifuddin meminta Dinsos-PM Bontang untuk segera bersurat secara resmi ke Dinsos Kukar yang ditembuskan ke Komisi IV.
“Atas dasar surat resmi itu, nantinya kami dapat memanggil dinas terkait dalam rapat untuk percepatan penanganan persoalan sosial. Termasuk keluhan ODGJ itu,” jelasnya.
Lebih jauh, Syarifuddin menjelaskan. Sebagai negara kesatuan Rapublik Indonesia, sudah selayaknya antar Pemerintah Daerah meningkatkan kerjasama dan saling membantu utamanya dalam penanganan persoalan sosial.
Terlebih Kukar dan Bontang memiliki sejarah yang tidak dapat dipisahkan. Menjadi satu kesatuan, dalam bingkai Kabupaten Kutai. Sebelum terjadi pemekaran wilayah, sebagai upaya mempercepat pembangunan daerah. (Yud/DT).
Baca juga: Menengok Rumah Singgah Bontang, 4 Warga Terlantar Diberi Makan Gratis
Discussion about this post