DEALEKTIS. CO – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar subsidi di Bontang menyengsarakan masyarakat khususnya mereka yang bergelut dalam usaha bongkar muat.
Kondisi tersebut, membuat DPRD Bontang harus turun tangan memanggil Pertamina.
Anggota Komisi II DPRD Bontang Nursalam mengatakan hampir setiap hari SPBU di Kota Bontang penuh dengan kendaraan yang mengantre. Namun tidak semua kebagian jatah.
Padahal dari data yang ada, kuota BBM untuk Bontang masih tercukupi. Ia menjelaskan dari alokasi kuota BPH Migas Solar Subsidi mencapai 17.934 kilo liter untuk solar.
Kemudian hingga November realisasi 15.792 kilo liter. Jadi sisa kuota 2.142 kilo liter sampai Desember 2023. Kuota itu juga diklaim cukup hingga akhir tahun.
“Kalau kita mengacu pada data stok BBM kita aman. Tapi kenapa seperti tidak pernah cukup, antrean makin panjang. Ini benang kusut nya kemana,” kata Nursalam dalam rapat bersama Pertamina, Diskop-UKMP, Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB), dan perwakilan SPBU.
Ketua PLBB Ical yang hadir dalam kesempatan itu, diberikan kesempatan untuk berbicara. Ia memulai dengan keluhan yang ia dan anggota rasakan.
Ia mengaku selama ini pihaknya kesulitan mendapat BBM solar subsidi. Bahkan sudah mengambil antrean online pun baru bisa mendapat solar selama 3 hari sekali.
“Bayangkan 3 hari mengantre solar. Habis waktu. Tapi kalau tidak begitu mobil tidak jalan,” ungkapnya.
Menurutnya harus ada pembenahan yang melibatkan penegak hukum. Karena ia curiga ada penyelewengan dalam distribusi atau penyaluran BBM bersubsidi ini, yang masif dan terorganisir melibatkan pihak SPBU.
“Buktinya kasus ada ditangani polisi. Permainan antara petugas SPBU dengan oknum pengetab. Ini yang perlu dibereskan,” terangnya.
Menanggapi itu Perwakilan Pertamina Patra Niaga Irfan mengaku kuota solar di Bontang bisa 40 sampai 48 kilo liter per hari dan itu tidak bisa lagi ditambah. Jumlah berdasarkan perhitungan BPH Migas.
Sementara dalam pengawasannya dilakukan dengan ketat. Setiap pembelian solar subsidi menggunakan QR My Pertamina, Fuel Card dan menunjukkan STNK.
Menurutnya, sulit ada penyelewengan terkecuali ada persekongkolan jahat antara pembeli, dengan pihak SPBU. Mesti demikian ia tidak menutup mata dengan kasus yang diungkap polisi belakangan ini.
“Kalau ada yang melakukan kecurangan dari pihak SPBU, silahkan dilaporkan ke kami. Kalau di luar SPBU itu ranahnya kepolisian,” ungkapnya. (ADV).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.








Discussion about this post