DIALEKTIS.CO – Gemercik air laut berpadu udara segar di RT 18, Kelurahan Loktuan, Kota Bontang, sangat terasa saat Siswanto menengok lokasi budidaya mangrove yang ia geluti. Matanya menatap jajaran polybag berisi ribuan bibit mangrove siap tanam.
“Ya, Alhamdulillah, pembibitan ini bernilai ekonomi. Cukup membantu, apa lagi kan anggota kelompok kami rata-rata pekerja serabutan, ada juga yang nelayan,” kata Siswanto saat ditemui Dialektis.co, Jumat (12/11/2021).
Siswanto merupakan ketua dari Kelompok Tani Mangrove Teluk Bangko. Kelompok masyarakat dengan 16 anggota, 9 perempuan dan 7 laki-laki yang tengah menjalankan program pemberdayaan dari CSR Pupuk Kaltim.
Lelaki berusia 49 tahun itu bersama anggotanya secara berkala, rutin melakukan proses pencarian bibit mangrove, pembuatan media mangrove, pembibitan mangrove dalam polybag, perawatan bibit, hingga penanaman bibit dan perawatan mangrove di area konservasi yang ditentukan.
Pak Sis –sapaan akrabnya mengenang, penanaman mangrove sejatinya telah mereka lakukan di pesisir sekitar tempat tinggal mereka tersebut sejak 2007. Namun, kala itu hanya dilakukan seadanya.
“Awalnya kita tanam sendiri. Baru 2019 dapat bantuan Pupuk Kaltim, mereka juga butuh lahan pembibitan untuk konservasi mangrove, kemudian dibuatlah tempat pembibitan di sini,” tuturnya.
Sejak saat itu mereka lebih bersemangat budidaya mangrove. Terlebih pasca Pupuk Kaltim memberi serangkaian pelatihan termasuk cara penghitungan HPP Mangrove guna menentukan harga produk bibit mangrove secara tepat, hingga diversifikasi produk.
Dari proses persemaian bibit, kini mereka telah dapat mensuplai kebutuhan program konservasi Pupuk Kaltim. Siswanto menyebut, sedikitnya sudah lebih 60.000 bibit yang telah disalurkan.
Tak hanya itu, kini produksi bibit mangrove mereka kerap juga dibeli sejumlah pihak. Seperti Taman Nasional Kutai (TNK), Dinas Pertanian Kutim, serta sejumlah komunitas yang dikenal rutin melaksanakan kegiatan konservasi.
“Adanya permintaan bibit mangrove menjadi peluang ekonomi baru buat kami,” tuturnya.
Lebih jauh Sis menuturkan, ke depan tak hanya soal pembibitan. Kawasan yang berada tepat berdampingan denga area konservasi Pupuk Kaltim itu juga dirancang untuk dikembangkan menjadi objek eco-wisata.
Kelompok Tani yang ia pimpin, kini tengah bersiap mengelola area mangrove di pesisir utara Kota Bontang itu menjadi salah satu destinasi wisata baru.
Pengembangan infrastruktur pendukung pun telah dibangun. Diantaranya, gapura depan area mangrove, jalur track ulin, toilet gazebo, menara area photo booth, serta sejumlah infrastruktur lain yang tengah dikerjakan sepenuhnya bantuan Pupuk Kaltim.
Kata dia, pengembangan UMKM berupa pelatihan sejumlah produk hasil olahan mangrove pun telah dipersiapkan. Nantinya saat infrastruktur telah dirasa siap, akan diarahkan menjadi produk komersil.
“Kalau semua fasilitas sudah dirasa cukup, nanti prosuk UMKM-nya juga kita kembangkan. Bisa saja nanti pengunjung dikenakan karcis (tarif),” ujarnya.
Diapresiasi Pemerintah dan Warga Setempat
Terpisah, Hadi Jumianto, Lurah Loktuan menyampaikan apresiasinya atas upaya Pupuk Kaltim ikut melestariakan lingkungan hidup sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan, salah satunya yang ditunjukkan di Mangrove Teluk Bangko.
“Ini sangat sesuai dengan arahan Wali Kota, semua OPD menggali potensi wisata di wilayahnya. Pupuk Kaltim sudah memulai ini, kami sangat mendukung,” ucapnya.
Lurah yang baru beberapa pekan menjabat itu pun berharap Pupuk Kaltim dapat terus konsisten menjalan program pemberdayaan masyarakat tersebut. Ia pun akan turut mendorong pertumbuhan UMKM di sekitar lokasi wisata tersebut.
Hadi yakin, nantinya Mangrove Teluk Bangko juga dapat berkembang menjadi sentra UMKM di Loktuan. Jika dapat dikolaborasikan dengan sejumlah mitra binaan Pupuk Kaltim seperti Ma’rifah Herbal dengan segudang prestasi, terlebih lokasinya yang tidak berjauhan.
Senada, Aipda Ahmad Bajuri, Bhabinkamtibas Loktuan yang kebetulan tinggal tak jauh dari lokasi Mangrove Teluk Bangko, turut mengapresiasi program pemberdayaan masyarakat tersebut.
Manurutnya wisata mangrove ini akan turut berimbas pada pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, yang nantinya juga dapat berdampak pada peningkatan stabilitas, ketertiban dan keamanan masyarakat.
“Lokasinya memang di ujung. Sangat baik, dengan adanya eco-wisata itu akan menjadi potensi ekonomi tersendiri bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
Lebih lanjut, Bajuri mengusulkan ke depan di sekitar lokasi wisata tersebut juga dapat dibangunkan penangkaran buaya mini. Mengingat sekitar area muara kawasan tersebut dulunya juga dikenal sebagai habitat alami buaya.
“Kalau ada penangkaran buayanya pasti akan tambah rame pengunjungnya. Sekaligus menjadi pembeda dari 3 wisata mangrove lain yang ada di Kota Bontang,” tambahnya.
Jadi Salah Satu Program CSR unggulan Pupuk Kaltim
Program Diversifikasi Mangrove dan Budidaya Kepiting (Server Mang Budi) di Kawasan Telok Bangko, Disebut menjadi salah satu program CSR unggulan Pupuk Kaltim untuk menjaga pelestarian keanekaragaman hayati dan tata kelola lingkungan pesisir.
Sebelumnya, VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya, mengungkapkan tahun ini Pupuk Kaltim menargetkan penanaman 25.000 bibit di Telok Bangko. Selain itu, juga peningkatan fasilitas seperti taman baca, karena kawasan tersebut tak hanya disiapkan untuk destinasi wisata berbasis konservasi saja, tapi juga sarana edukasi bagi masyarakat.
“Beberapa buku bacaan sudah tersedia, bekerjasama dengan perpustakaan Mercusuar Kelurahan Loktuan. Ke depan jumlah buku akan terus ditambah,” ucap Anggono, saat kegiatan Management goes to Community pada 19 September 2021 lalu.
Menariknya, kawasan ini telah mendapat izin pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K) dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, sesuai Peraturan Menteri KKP nomor 24 tahun 2019, dengan total penanaman mencapai 161.000 bibit.
Beberapa jenis mangrove yang ditanam meliputi Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal dan Avicennia marina.
“Telok Bangko sebagai destinasi wisata resmi di Kota Bontang, karena izin pengelolaan telah disetujui Kementerian KKP dan siap untuk dikembangkan secara maksimal,” ungkap Anggono.
SEVP Komersil Pupuk Kaltim Meizar Effendi menegaskan pelestarian keanekaragaman hayati dan konservasi kawasan pesisir menjadi salah satu fokus perusahaan, sebagai wujud kontribusi Pupuk Kaltim bagi masyarakat dan lingkungan.
Kata dia, program Server Mang Budi tak hanya bersifat pengelolaan mangrove dan kawasan pesisir, tapi juga memperhatikan sektor pemberdayaan untuk penguatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Saat ini pemberdayaan sudah berjalan, baik untuk pembibitan dan penanaman bibit oleh kelompok binaan maupun produk turunan, seperti pembuatan sirup dan amplang dari mangrove,” terang Meizar.
Program ini telah mendapat penghargaan bertaraf nasional dan internasional, salah satunya Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2021 kategori Social Empowerment. (Yud/DT).
Penulis: Andi Yudi Zakaria.
Discussion about this post