DIALEKTIS.CO – Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto mendesak pihak yayasan yang menaungi Universitas Trunajaya (Unijaya) Bontang untuk bersikap terbuka dan koorporatif.
Pasalnya, pasca kepastian dicabutnya izin operasional kampus tertua di Kota Bontang itu oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Kelanjutan nasib ratusan mahasiswanya harus tetap diperjuangkan.
Menurutnya, keterbukaan yayasan menjadi kunci agar pemerintah bisa masuk dan membantu mencari solusi konkret.
Baca juga: Unijaya Resmi Ditutup, Mahasiswa Harap Biaya Pindah Ditanggung Yayasan
“Pemerintah sudah menunjukkan niat baik untuk membantu. Bahkan sudah menjalin kerja sama dengan kampus lain. Tapi kalau yayasannya tidak terbuka, tentu pemerintah sulit ikut campur,” ujarnya.
Kata Heri, secara hukum persoalan ini sepenuhnya tanggung jawab yayasan.
Namun, karena persoalan ini berdampak sosial. Maka pemerintah daerah ikut hadir guna menjadi fasilitator, untuk mengupayakan warganya tidak kehilangan hak pendidikan.
Di sisi lain, Heri mengimbau mahasiswa untuk dapat memahami kondisi yang sudah tidak lagi normal.
Konsekuensi seperti pindah kampus, mengulang mata kuliah, hingga penyesuaian kurikulum, harus diterima dengan lapang dada.
Baca juga: Dinilai Tanggap Sikapi Penutupan Unijaya, Heri Apresiasi Langkah Pemkot
“Kondisinya tidak ideal, ini abnormal. Mahasiswa harus siap menerima konsekuensinya. Tidak semua bisa ditanggung pemerintah atau yayasan. Proses transisi butuh kompromi,” paparnya.
Politisi Gerindra itu pun berharap mahasiswa tidak terlalu banyak mengajukan tuntutan di luar kemampuan pemerintah maupun yayasan.
“Mari semua pihak saling terbuka,” imbaunya. (Mira/adv).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post