DIALEKTIS.CO – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Faizal Rachman menanggapi terkait Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dinilai masih bergantung pada bidang pertambangan.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kutai Timur.
“Kalau dilihat dari PDRB kita itu, masih 79 persen yang dibentuk dari transaksi batubara,” ucapnya saat ditemui sejumlah awak media.
Sedangkan dari bidang pariwisata dan pertanian, Faizal mengatakan bahwa peningkatan PDRB di bidang tersebut masih tergolong kecil.
“Dari PDRB yang disusun pemerintah, kan ada 17 bidang usaha yang dijadikan indikator untuk perhitungan PDRB kita, sehingga yang terbesar masih dari pertambangan. Kemudian, selebihnya itu masih kecil seperti di pertanian dan pariwisata,” jelasnya.
Dikarenakan PDRB Kutim masih bergantung pada bidang pertambangan, Faizal mengatakan bahwa hal ini sangat mengkhawatrikan untuk APBD pendapatan transfer kedepannya.
“Makanya kita sudah mewanti – wanti dengan adanya mekar dari tahun 1999, sekarang sudah hampir 20 tahunan. Maksud saya kalau 20 tahun visi kita dari awal mekar kan ingin mandiri dibidang angribisnis,”
“Nah, jika sampai sekarang PDRB kita masih dari sektor pertambangan, terus APBD kita sumbernya masih 80 – 90 persen yang ditopang dari dana transfer, ini kan sangat membahayakan,” tuturnya.
Dirinya berharap selain dari bidang pertambangan, APBD Kabupaten Kutai Timur sebisa mungkin mengarah ke kemandirian bidang pertanian.
“Kalau suatu saat tambang kita habis, APBD kita tidak ada dana transfer. Makanya sebisa mungkin ditopang juga pada bidang pertanian,” harapnya. (*)
Discussion about this post