DIALEKTIS.CO, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperjuangkan eksistensi olahraga tradisional sebagai elemen kunci pelestarian budaya daerah.
Langkah ini dilakukan dengan memperkenalkan kembali berbagai permainan tradisional melalui program yang melibatkan komunitas dan lembaga pendidikan, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi.
Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional serta Layanan Khusus Dispora Kaltim, Thomas Alva Edison, menyoroti peran olahraga tradisional sebagai lebih dari sekadar aktivitas fisik. Baginya, setiap permainan tradisional mengandung nilai-nilai luhur yang merepresentasikan karakter dan kekayaan budaya suatu daerah.
“Setiap permainan tradisional memiliki nilai historis dan semangat gotong royong yang mencerminkan budaya lokal. Ini adalah warisan yang tidak boleh hilang,” ujar Thomas.
Dispora Kaltim merancang berbagai program dengan pendekatan kolaboratif, menggandeng organisasi seperti KORMI, komunitas masyarakat, dan sekolah-sekolah untuk memperluas jangkauan olahraga tradisional.
Sepanjang tahun ini, 16 kegiatan digelar, mencakup sosialisasi hingga permainan bersama di ruang publik.
Salah satu kegiatan rutin yang cukup diminati adalah olahraga bersama di area sekolah lama pada Minggu pagi, serta senam yang digelar di Palaran pada sore hari. Instruktur khusus juga dihadirkan untuk memberikan pendampingan langsung, memastikan peserta memahami teknik permainan dan nilai yang terkandung di dalamnya.
“Melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan ini menjadi kunci keberhasilan. Kami ingin memastikan olahraga tradisional bisa tetap relevan di tengah perkembangan zaman,” jelas Thomas.
Meski tantangan era digital cukup besar, minat terhadap olahraga tradisional mulai meningkat, terutama di kalangan anak-anak. Banyak sekolah yang mulai memanfaatkan alat permainan tradisional seperti gasing dan egrang dalam kegiatan ekstrakurikuler.
“Kami melihat potensi besar di kalangan siswa yang antusias mencoba permainan tradisional. Dengan ini, kami optimistis olahraga tradisional bisa menjadi bagian dari kurikulum atau kegiatan rutin sekolah,” tambah Thomas.
Thomas juga menekankan pentingnya olahraga tradisional sebagai sarana membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya budaya dan kebugaran.
Menurutnya, olahraga ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan menanamkan rasa bangga pada identitas lokal.
“Kami ingin masyarakat melihat olahraga tradisional bukan sekadar nostalgia, tetapi sebagai aset budaya yang dapat membawa kebersamaan dan kebanggaan,” pungkasnya.
Dengan strategi jangka panjang dan kolaborasi yang berkesinambungan, Dispora Kaltim berharap olahraga tradisional dapat kembali menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat, sekaligus menjadi warisan budaya yang dapat dibanggakan hingga tingkat nasional. (Adv)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post