DIALEKTIS.CO – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur membangun Bendung Gerak berkapasitas 50 liter per detik di aliran Sungai Bontang, mendapat sambutan positif dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang.
Pasalnya, selain bakal menjadi tambahan sumber air baku. Keberadaan bendung diharapkan dapat menahan laju air, terlebih Bontang kerap jadi langganan banjir kiriman dari hulu sungai.
“Saya baru bicara dari sisi sosial dampak yang kemungkinan diterima dari masyarakat ya ini. Tidak dari sisi teknis, sebab kami belum mengetahui pasti struktur rancangan Bendungan Gerak yang dicanangkan itu seperti apa,” ujar Kepala BPBD Bontang Usman, melalui Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Ambosaka, Senin (22/5).
Meski begitu pihaknya berharap bila benar terealisasi, perencanaan Bendung Gerak tersebut dapat sejalan dengan peta mitigasi bencana yang tengah mereka susun. Sehingga nantinya benar-benar dapat berfungsi optimal. Untuk itu pihaknya akan berkomunikasi dengan dinas terkait.
Lebih jauh, ia menyatakan bencana banjir kiriman di Kota Bontang menjadi momok yang mesti terus diupayakan solusinya. Tak jarang saat cuaca cerah, Sungai Bontang malah meluap imbas kiriman air dari hulu sungai yang berada di Desa Suka Rahmat.
“Sudah lama sekali wacana pembangunan bendungan di Suka Rahmat, tapi kan bukan wilayah kita. Jadi memang ranahnya Provinsi,” tuturnya.
Terpisah sebelumnya, Kasi Perencanaan Sumber Daya Air Dinas PUPR Kaltim, Muhammad Zuraini Ikhsan menyampaikan saat ini pihaknya tengah menyusun Detail Engineering Design (DED) Bendung Gerak.
Kata dia, bendung yang dibangun di aliran Sungai Bontang itu bakal didanai provinsi dengan rancangan anggaran selama 3 tahun; 2024, 2025, dan 2026.
“Sekarang lagi proses DED. Sudah masuk RPD (Rancangan Pembangunan Daerah) juga. Untuk kontraknya belum tahu, tapi anggarannya dirancang 2024-2026,” beber Ikhsan kepada wartawan belum lama ini.
Jelasnya, hasil kajian yang pihaknya lakukan, Bendung Gerak diprediksi bakal memproduksi air sekitar 50 liter per detik. Itu hanya mengandalkan debit andalan Sungai Bontang. Bendung itu akan ditempatkan di aliran Sungai Bontang, namun hingga kini lokasi persis belum ditentukan.
Rancangan anggaran biaya (RAB) hingga penentuan lokasi baru bisa dipastikan usai rancangan DED yang diprediksi rampung November 2023.
“Lahannya di mana, ini kami masih mencari tempat. Kami upayakan tidak jauh dari IPA (Instalasi Pengolahan Air) di Bontang Lestari karena kami akan nembak airnya ke sana,” ujarnya.
Iksan mengatakan, pemerintah cukup mengupayakan pembangunan Bendung Gerak ini. Pasalnya, Bontang menjadi salah satu daerah di Kaltim yang terancam krisis air.
Sementara kota berjuluk Taman itu selama ini hanya menggantungkan sumber air baku dari air bawah tanah (deep well).
“Kalau berhasil, ini perdana Bontang bisa pakai air permukaan. Selama ini kan pakai air bawah tanah,” katanya.
Pihaknya sangat optimis Bendung Gerak ini terealisasi. Pasalnya potensi Daerah Aliran Sungai (DAS) yang nantinya dimanfaatkann cukup tinggi.
Bahkan Iksan menyebut DAS Sungai Bontang serupa DAS Manggar Balikpapan. Yang menjadi pembeda, di Balikpapan mengandalkan bendungan, sementara di Bontang mengandalkan penampungan besar di sungai dengan panjang sekitar 1 – 1,5 kilometer.
“Ini visible banget, karena potensi air permukaannya besar,” tandasnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah instal aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.