DIALEKTIS.CO – Anggota Komisi III DPRD Bontang, Abdul Samad menyebut Waduk Kanaan yang berada di wilayah Kelurahan Bontang Barat dapat menjadi opsi pencegahan banjir.
Syaratnya, fungsi waduk yang berdiri di lahan Pemerintah Kota (Pemkot) tersebut harus dimaksimalkan. Kegiatan normalisasi, berupa pendalaman mendesak untuk dilakukan.
“Ini wujud Dewan serius dalam upaya mengatasi banjir. Penanganan waduk ini harus cepat dan diseriusi oleh pemerintah,” ujarnya kepada dialektis.co, saat ditemui usai mengunjungi langsung Waduk Kanaan Jalan Soekarno-Hatta, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Intip APBD Bontang 2022, Penanganan Banjir Hanya Rp 42 Miliar
Terangnya, selain diperlukan pendalaman. Masih dimungkinkan untuk juga dilakukan perluasan, mengingat dari luas lahan 12 hektar yang ada, luasan kolam baru sekira 8 hektar.
Samad meyakini jika Waduk Kanaan berfungsi optimal dapat menekan potensi banjir tidak hanya di sekitar Bontang Barat, namun juga wilayah kota.
Sebab lokasinya yang strategis sebagai pintu utama masuknya aliran air yang berasal dari hulu Sungai Bontang.
Baca juga: Bontang Dikepung Banjir, Bakhtiar Wakkang Minta Maaf Ke Warga
“Infonya Provinsi minta diperluas lahannya jadi 40 hektar, agar bantuan Bankeu dan DAK dapat maksimal. Lebih baik Pemkot kerja nyata saja, maksimalkan lahan yang ada, 12 hektar ini maksimalkan,” bebernya.
Sebelumnya Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris dalam kunjungan lapangan tersebut menegaskan penambahan volume daya tampung Waduk Kanaan dengan melakukan pendalaman harusnya menjadi prioritas dalam penanganan banjir.
“Pemkot harus serius, alokasi anggaran penanganan Waduk Kanaan ini,” tegasnya.
Baca juga: Reses, Abdul Samad Diminta Perjuangkan Penerangan Jalan Hingga Peningkatan UMKM
Sementara, Kasi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Sumber Daya Air PUPR Kota Bontang, Bambang Permadi mengakui sesuai Survei Investigasi dan Desain (SID) penanggulangan banjir Bontang tahun 2006 silam Waduk Kanaan menjadi solusi utama.
Kata dia, Waduk Kanaan berfungsi menahan air kiriman yang berasal dari hulu sungai menuju tengah kota. Sedangkan di hulu sana, penahan banjir dengan membangun bendungan di Desa Suka Rahmat, Kabupaten Kutai Timur.
Terkait pengerukan waduk, Bambang Permadi menyatakan teranyar telah dilakuakn pada tahun 2020. Program itu dilakukan langsung oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 4.
Baca juga: Astuti Desak Masterplan Banjir Jadi Program Prioritas TA 2022
Saat itu, dilakukan pengerukan dengan volume 10 ribu sampai 15 ribu meter persegi. Per tahun ada kegiatan dari BWS. Kucuran anggarannya senilai Rp 4,2 miliar dan yang baru dikeruk senilai 3 hektar.
“Memang baru bisa dilakukan pengerukan dengan luasan 3 hektar. Bahkan saat ini daya tampung sudah mencapai hasil kedalaman 115.743 meter kubik,” ucapnya.
Selanjutnya, pada 2022 mendatang akan kembali mengusulkan Rp 50 miliar untuk pengerukan kedalaman waduk dan penguatan dinding disekitar wilayah genangan.
“Itu usulan untuk 2022 mendatang semoga bisa terealisasi,” pungkasnya. (Yud/DT).
Baca juga: Penyelesaian Raperda Penanggulangan Banjir Bontang Dipastikan Molor