Meski sempat ramai dikabarkan batal dibangun, Pemerintah Kota Bontang hingga kini masih menunggu kepastian terkait rencana pembangunan kilang baru atau grass root refinery (GRR) dari Pemerintah Pusat.
Pasalnya, hingga kini belum ada pemberitahuan resmi apakah salah satu proyek ketahanan energy nasional tersebut akan dilanjutkan pembangunannya atau tidak.
“Kilang sih menurut informasi masuk RPJM Nasional, kita tetap saja berharap. Namun tergantung Pusat,” kata Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni kepada dialektis.co, Senin (18/5) Siang.
Kata Neni, proyek kilang tersebut sepenuhnya kewenangan pusat. Pihaknya telah merampungkan kawasan peruntukan industri dan Perda RTRW yang nantinya dapat digunakan jika mega proyek tersebut benar-benar dikerjakan di Kota Taman.
“Dananya kan tidak sedikit, sedangkan untuk Ibu Kota Negara (IKN) saja belum ada anggaranya di 2021. Termasuk soal investor semua urusan pusat, kita tunggu saja,” terangnya.
Sementara terpisah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (15/5/2020) Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulemban menegaskan proyek kilang PT. Pertamina (Persero) akan terus berlanjut di tengah pandemic Covid-19. Namun sayangnya, Ignatius tidak sekalipun menyebut pengerjaan kilang Bontang.
“Perubahan yang terjadi saat ini nggak bisa kembali 100% sebelum Covid-19. Banyak cara-cara kita yang totally berubah, tetap menjalakan tugas, dan kilang berjalan dan itu bisa meng-create cara-cara baru,” ungkapnya, seperti dikutip dari CNBCI.
Kata Ignatius, kondisi saat ini sudah benar-benar berubah. Pertamina akan terus berpikir jangka panjang di mana kilang merupakan salah satu prioritas utama yang harus terus dikerjakan. Untuk membagun ketahanan dan kemandirian energi.
Pertamina sedang mengerjakan enam proyek kilang. Perinciannya empat proyek pengembangan (RDMP) dan dua proyek baru atau Grass Root Refinery (GRR). Ia menjelaskan kapasitas terpasang satu juta barel akan ditingkatkan menjadi dua juta barel. Kemudian produksi menjadi 1,7 juta barel.
“Konsumsi tahun sebelumnya 1,3 juta-1,4 juta, produksi kilang 700 ribu barel dengan membangun infrastruktur kilang kita penuhi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Setelah lima tahun pertama di periode pemerintahannya tak ada progres signifikan untuk pembangunan kilang, Presiden Joko Widodo menginginkan di periode kedua ini rencananya bisa terealisasi. Pertamina pun optimistis bisa mengebut pembangunan enam proyek kilang yang digagas sejak lama tersebut. (Yudi/DT).
Discussion about this post