DIALEKTIS.CO – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam akun Instagram resminya mengklaim pemerintah telah memberikan subsidi untuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg sebesar Rp 30.000 per tabung pada 2024.
Dengan besaran subsidi yang dibayarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 tersebut seharusnya harga jual eceran untuk LPG 3 kg sebesar Rp 12.750 per tabung, dari pangkalan resmi Pertamina ke agen penyalur.
Unggahan itu pun ramai dikunjungi warganet yang mengaku heran. Pasalnya, dengan besarnya subsidi yang digelontor untuk setiap tabungnya. Nyatanya, warga tetap harus membeli dengan harga yang cukup signifikan.
“Nyatanya kami beli Rp 22 ribu. Kalau benar karena sudah disubsid, LPG 3Kg Rp 12.750 berarti penyalurannya harus dievaluasi. Periksa semua yang terlibat, jangan berpikir untuk subsidinya yang dicabut,” komentar salah satu warganet.
Pantauan hingga Jumat (24/1/2025) Pagi, postingan instagram Sri Mulyani ini sudah dibanjiri 1.032 komentar dan 11,9 ribu tanggapan dari masyarakat.
Dalam caption postingannya, Sri Mulyani menjelaskan, harga LPG 3 kg yang dibeli masyarakat saat ini bukanlah harga yang seharusnya. Dia menyebut, harga jual eceran untuk LPG 3 kg sebesar Rp 12.750 per tabung.
Padahal, jika mengikuti harga keekonomian, menurut dia harga jual LPG 3 kg seharusnya sudah mencapai Rp 42.750 per tabung.
“Lalu, siapa yang menanggung kelebihan Rp 30.000 per tabung LPG. Pemerintah, melalui Belanja APBN dari pajak yang Anda bayar,” tulisnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa subsidi dan kompensasi tidak hanya melindungi kelompok masyarakat yang paling rentan, akan tetapi juga kelompok kelas menengah mendapat manfaat secara signifikan.
Selain itu, masih dalam postingan Sri Mulyani. Selama tahun 2024, besaran subsidi dan kompensasi yang digelontorkan APBN adalah:
- LPG 3kg: Rp80,2 T untuk 40,3 juta pelanggan.
- Solar: Rp89,7 T untuk >4 juta kendaraan.
- Pertalite: Rp56,1T untuk >157,4 juta kendaraan.
- Minyak Tanah Rp4,5 T untuk 1,8 juta rumah tangga.
- Listrik RT 900 VA Rp156,4 T untuk 40,3 juta pelanggan (melalui subsidi) dan 50,6 juta pelanggan (melalui kompensasi).
- Pupuk Urea dan Pupuk NPK Rp47,4 T sebanyak 7,3 juta ton pupuk untuk petani
“Ini merupakan bentuk nyata manfaat APBN yang langsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Melalui belanja subsidi dan kompensasi, APBN melindungi daya beli masyarakat, sehingga perekonomian kita tetap terus bergerak di tengah tekanan geopolitik dan situasi global yang penuh ketidakpastian,” tutupnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post