Dialektis.co – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat Kota Bontang. Pasalnya jumlah penderita yang terjangkit kian meningkat, dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang, selama Juni 2024 tercatat sebanyak 45 kasus.
Sementara, di Kota Taman pemerintah melalui dinas terkait sudah menyebar ribuan Nyamuk Wolbachia di tiga kecamatan. Lantaran Bontang merupakan satu-satunya wilayah di Kalimantan Timur (Kal-Tim) yang menjadi Pilot Project Teknologi Wolbachia.
Merujuk dari itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Agus Haris menilai pemerintah melalui dinas yang membidangi perlu melakukan evaluasi ulang mengenai metode penyebaran telur Nyamuk Wolbachia tersebut.
“Kebetulan kita menjadi pilot project, berarti harus dievaluasi di mana letak ketidakberhasilannya itu, apakah memang tidak berpengaruh atau bagaimana,” ujarnya saat dikonfirmasi, beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, penyebaran DBD yang terbilang masih tinggi ini merupakan persoalan yang membutuhkan atensi khusus. Diperlukan sinergitas antara pemerintah, dinas terkait serta masyarakat.
“Tantangan kita semua khususnya dinkes dan masyarakat. Perlu terjalin suatu interaksi mengenai informasi kesehatan,” ujarnya
Selain itu, ia berharap pihak terkait bisa menjelaskan kepada warga mengapa pelepasan nyamuk dengan metode kawin silang ini kurang efektif dan tidak maksimal menekan penyebaran penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
“Kalau tidak ada pengaruh, apakah pelepasan itu tidak maksimal. Karena kan harapan kita dengan adanya penyebaran nyamuk itu bisa menekan kasus DBD dan mengurangi, itu perlu dijelaskan,” ungkapnya.
Pun politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini juga meminta petugas kesehatan terus mensosialisasikan kepada khalayak umum, bagaimana cara penanganan atau pencegahan dini demam berdarah.
Seperti rutin menggalakkan gerakan 5M. Yakni menguras penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, rutin mengganti air tanaman yang di pot, dan menimbun barang-barang bekas.
“Selain ke masyarakat, dinkes juga bisa rutin berkunjung mulai dari sekolah TK, SD, SMP. Harus serentak. Karena kesehatan paling utama,” pungkasnya. (adv).
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co di WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post