DIALEKTIS.CO – Pengunjung yang salat subuh di Masjid Darul Irsyad Al-Muhajirin atau yang dikenal dengan sebutan Masjid Terapung Bontang, sebaiknya jangan buru-buru pulang. Nikmati dulu momen matahari terbit di pesisir Loktuan yang sayang untuk dilewatkan.
Selain tempat ibadah, Masjid Terapung kini menjadi salah satu ikon Kota Bontang. Pengunjungnya selalu ramai, terlebih saat Ramadan. Kecantikan arsitekturnya menyerupai kapal yang tengah berlayar tidak perlu diragukan lagi.
Baca juga: Megahnya Masjid Al Muhajirin, Desain Mirip Kapal, Anjungan Berlantai Kaca
Tapi tunggu sampai Anda melihat kecantikannya yang maksimal saat sunrise. Momennya hanya sebentar yakni selepas subuh. Langit gelap perlahan jadi terang dan rona jingga kemerahan muncul dari lautan.
Mentari pun perlahan muncul seolah mengaburkan keberadaan bulan dan bintang. Pemandangan, jajaran kapal kayu berukuran cukup besar yang tertambat tak jauh di sisi Masjid menambah indah pemandangan pagi.
Pelataran di lantai dua Masjid menjadi lokasi paling banyak diminati. Meski cahaya sunrise begitu menyorot, marmer lantai yang berwana hitam seolah meredam hingga tak memantulkan cahaya.
Baca juga: Romantisnya Senja di Pantai Jingga, Cocok Jadi Lokasi Ngecamp dan Fishing
Dari arah teras, cahaya mentari membuat kubah dan menara yang berwarna keemasan terlihat semakin mencolok. Cahaya mentari memberikan rona kemerahan hingga menambah indah interior Masjid yang dalam pembangunannya menelan anggaran sekira Rp 70 Miliar itu.
Saat mentari telah naik lebih tinggi, kecantikan Masjid Terapung semakin nyata adanya. Aktivitas kapal nelayan di perairan sekitar Masjid menjadi pemandangan yang cukup meninggalkan kesan. (Yud/DT)
Baca juga: Panrita Lopi, Wisata Hammock Bernuansa Pantai
Discussion about this post