DIALEKTIS.CO – Tingginya angka stunting di Kota Bontang menjadi atensi tersendiri bagi anggota dewan setempat. Desakan untuk mengintervensi lewat subsidi makanan bergizi bagi seluruh balita pun tengah digaungkan.
Menurut anggota DPRD Bontang Muhammad Sahib, memastikan setiap balita mendapat asupan gizi yang bagus juga harus dilihat sebagai wujud negara hadir mempersiapkan generasi yang unggul.
Politisi NasDem itu pun berkomitmen akan mengawal anggaran subsidi makanan bergizi ini. Dalam pembahasan akhir tahun ini, diupayakan 2025 dapat langsung direalisasikan.
Kata dia, sudah saatnya Pemkot Bontang meluncurkan program subsidi makanan bergizi bagi para balita dan ibu hamil.
Pasalnya, dengan alokasi anggaran kesehatan 10 persen dari APBD 2024 sekitar Rp 330 miliar, seharusnya program ini bisa direalisasikan.
“Saya akan kawal anggaran dan programnya. Ini masalah penting, untuk generasi penerus,” ujar Sahib kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Stunting merupakan kondisi anak kekurangan gizi kronis dalam waktu lama, biasanya ditandai dengan tumbuh pendek atau tengkes. Namun tak semua anak pendek divonis stunting, tetapi anak stunting sudah pasti pendek.
Persoalan stunting bukan masalah sepele. Kementerian Kesehatan menyatakan bahaya laten stunting akan berdampak panjang bagi generasi kedepan.
Akibat dari stunting menganggu pertumbuhan otak, sehingga rendahnya kemampuan menyerap pelajaran (kognitif) serta mudah terserang penyakit kronis, seperti hipertensi dan obesitas.
Menurut Sahib, alasan pemerintah perlu intervensi langsung ke masyarakat lantaran akar masalahnya kemiskinan.
Dengan begitu, program pemberian makanan bergizi seimbang bagi balita dan ibu hamil bisa dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
“Masalah seperti ini harus ditindaklanjuti, kasus yang meningkat dari 18 persen menjadi 20 persen perlu diseriusi,” tuturnya.
Sebelumnya, Sahib mengusulkan agar pemerintah memberi subsidi makanan bergizi kepada anak-anak balita serta para ibu hamil merata.
Dari data milik Dinas Kesehatan jumlah sasaran balita untuk pengentasan stunting sebanyak 16 ribu orang. Apabila pemerintah menyalurkan subsidi tiap bulan sebesar Rp 500 ribu ke masing-masing anak, maka anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 96 miliar dalam setahun.
Dana tersebut hanya sekitar 30 persen saja dari total alokasi dana untuk urusan kesehatan per tahunnya Rp 330 miliar.
“Selama ini anggaran kita melimpah Rp 3,3 triliun. Kesehatan 10 persen atau Rp 330 miliar. Kota kaya tapi kok masyarakatnya stunting, ini kan ironis,” tegasnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post