DIALEKTIS.CO – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bontang Syahruddin mengakui pihaknya dituntut untuk terus bekerja ekstra agar dapat meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Pasalnya, tingkat kepatuhan wajib pajak (WP) PBB masyarakat masih di bawah 50 persen.
Hal ini berbanding terbalik dengan tingkat ketaan pajak PBB perusahaan seperti Pupuk Kaltim, KNE, Badak LNG dan PT EUP yang realisasinya cukup memuaskan.
“Tunggakannya lumayan. Dari seluruh WP PBB masyarakat, yang aktif bayar pajak baru sekitar 40 persen. 60 persen masih dalam katagori piutang pajak. Jadi, kita masih sangat mengandalkan PBB perusahaan,” ungkapnya saat ditemui media ini, Selasa (21/5/2024).
Sembari sosialisasi meningkatkan kepatuhan. Kata dia, pihaknya terus melakukan proses perubahan dalam hal pemutakhiran data WP.
Sebab masih ditemukan ketidak sinkron data, baik objek PBB, ganda, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tidak sesuai, hingga salah data kepemilikan wajib pajak.
Bagi Syahruddin, hal ini penting untuk dilakukan segera dan dituntaskan. Agar dimilik data yang benar-benar valid.
Validasi data tersebut salah satunya dengan dilakukan pemutakhiran Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT).
“Teknisnya lapangannya kita libatkan RT untuk menyampaikan SPPT itu,” tuturnya.
Lebih jauh, Syahruddin menjelaskan secara umum saat berbicara Pajak Daerah yang salah satu diantaranya PBB tersebut. Harus dipahami bahwa instrument pajak itu ada dua hal.
Pertama, dia digunakan sebagai kebijakan pemerintah daerah untuk mendapatkan pendapatan yang nantinya akan dialokasikan untuk pelaksanaan pembangunan.
Tapi di sisi lain Pajak Daerah itu sebetulnya memiliki dampak negatif juga. Untuk itu, Bapenda tetap harus bijaksana dalam menerapkannya. Sebab berkaitan dengan beban bagi WP maupun sektor dunia usaha.
Sebab itu, dalam penerapan pajak sebagai instrument fiskal di daerah. Pihaknya juga harus berupaya untuk benar-benar presisi atau tepat dalam artian tidak terlalu membebani masyarakat.
“Sekali lagi, ketika bicara memungut pajak dari masyarakat ini kita harus memahami sikologis juga. Di lapangan seperti apa, karena yang ingin kita tuumbuhkan itu bagaimana meningkatkan kesadaran dan itu prosesnya panjang, terus berulang,” pungkasnya. (adv).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post