DIALEKTIS.CO – Pilkada Bontang 2024 masih enam bulan lagi. Namun, teka-teki bongkar pasang bakal calon semakin menarik perhatian publik. Terlebih, aksi borong partai koalisi diprediksi tidak terjadi.
Dengan sekenario tanpa koalisi gemuk, potensi empat pasang calon pun menjadi semakin terbuka. Yang jelas, jika hanya dua pasang calon, rawan berantem. Tiga atau empat pasang, lebih menantang.
Pantauan media ini. Arus dukungan masyarakat saat ini sudah mulai terbelah pada tiga arus utama. Yakni, Basri-Dihin melalui jalur perseorangan. Kedua, Neni Moerniaeni dengan gerbong Golkarnya. Serta, Najirah yang banyak diprediksi bakal mengulang koalisi PKB-PDIP.
Jika tiga poros ini benar-benar terealisasi. Artinya Pilkada Bontang, tak lebih hanya akan diisi oleh pertarungan mantan dan patahana. Tidak ada yang dapat mengklaim sebagai politik baru, sebab ketiganya pernah memimpin atau sekedar mengubah pasangan.
Meski peta koalisi masih sangat dinamis. Mirisnya, ditahap ini isu rasial masih sangat mendominasi. Dalam kondisi ini, menjadi semakain menarik ditunggu langkah politik Ketua DPC Gerinda Bontang, Agus Haris.
Partai pemilik tiga kursi di parlemen ini memiliki kans besar untuk maju sebagai calon Wali Kota. Syaratnya, cukup menggandeng pemilik dua kursi lainnya seperti NasDem atau PKS yang belakangan getol memunculkan kadernya untuk calon Wakil Wali Kota.
Sebaliknya jika poros keempat ini benar terbangun, dengan komposisi (Gerindra-NasDem) Agus Haris – Bakhtiar Wakkang, atau (Gerindra-PKS) Agus Haris – Abdul Malik.
Mereka kemungkinan dapat mengklaim sebagai arah politik baru, sebab belum pernah berada di ranah eksekutif. Terlebih sepak terjang mereka selama menjadi anggota DPRD terbilang cukup cemerlang. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah instal aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.








Discussion about this post