USUP kembali merilis novel terbaru berjudul ‘Sindi: Ayah Bilang Hanya Langit Batasnya’ pada hari ini, Senin (14/9).
Usup mengungkapkan novel yang ia tulis kali ini terinspirasi karya Carbet Hugo. Selain itu, karena sebuah lagu indie yang ia dengarkan sepanjang malam, yang menginspirasinya menulis banyak sesuatu di penginapan.
“Novel ini, menyasar pada pembaca anak-anak dan remaja dengan genre drama dan fantasi, setebal 125 halaman, di bawah naungan penerbit indie Gunawan Lestari,” tutur Usup dalam siaran pers yang diterima dialektis.co.
Kisah seorang perempuan kecil sebelas tahun, yang selalu menunggu Ayahnya di terminal bus setiap malam. Namun sang Ayah tak kunjung tiba dan tidak pernah lagi terdengar kapan kepastian kepulangannya.
Padahal Sindi berencana jika Ayahnya datang, akan membawanya ke Swalayan untuk membeli es krim. Tetapi Sindi harus merendam hal itu pada akhirnya.
Sebuah kalimat berharga, dari ayahnya ‘’Hanya Langitlah Batasnya‘’ menjadi perenungan dan spritual Sindi untuk menjadi seperti apa dimaksudkan oleh kalimat tersebut.
Pembaca akan disungguhkan dengan gaya cerita yang santai, ringan serta sangat drama sekali. Usup benar-benar mengarangnya dengan teknik penulisan yang bagus. Tidak seperti novel-novel sebelumnya. Usup terus berevolusi, meningkatkan skil kualitas, dan juga bertindak sebagai designer ilustrasi dan cover, karena novel ini berisi banyak ilustrasi.
“Usup, mengerjakan buku ini benar-benar utuh, sampai segi pemasarannya juga,” terangnya.
Kata dia, penerbit hanya bertindak sebagai mencetak serta mengediting. Usup memiliki segi marketing yang bagus, saat dimasa pandemi banyak seniman berhenti berkarya. Usup keluar dengan karyanya. Karena banyak orang memikirkan resikonya.
‘’Saya hanya menginginkan sesuatu di tahun ini, di masa sekarang, untuk banyak orang terutama anak-anak, milenial yang banyak menghabiskan waktu di rumah, mereka perlu sentuhan buku baru, cerita baru, tentu saja, yang ringan dan membangkitkan gairah emosional mereka,”
“Saya ingin mengajak pembaca berpikir dalam cerita Sindi. Dan saya bukan bermaksud mencari materi, tapi benar-benar tulus untuk pembaca saya dan calon pembaca baru,‘’ tambahnya.
Uniknya novel ini, juga berisikan tujuh puisi, sebagai bonus, salah satunya, ‘’Mesin Ketik‘’ Telah dilepas di media sosial pribadi Usup dan Kompasiana, puisi ini, dilengkapi satu video dan instrument, karya orang lain. Usup juga menggandeng seorang penulis pendukung asal Tenggarong yang telah mengirimkan satu karya puisinya, berjudul ‘’Ayah dan Sepeda‘’ Shanti Agustiani.
Usup menyatakan ini adalah versi Deluxe. Pembaca yang telah mengorder buku ini, sangat diwajibkan untuk menagih satu ebook lagi ke Wa atau medsos Usup. Ebook itu berisi tiga puisi.
Usup memisahkan, dari sepuluh puisi, tujuh ke novel, tiga kesebuah ebook atau buku digital, versi pdf, mungkin karena perlakukan Usup ini terhadap pembaca, disebut ‘Deluxe version.
Pembaca juga memiliki kesempatan untuk menyapa Usup secara langsung, lewat Whatsapp. Usup akan mengundangnya untuk membedah novel bersama secara pribadi, video call atau chat, pada jadwal yang akan ditentukan.
Dimana bisa mendapatkan novel ini? Usup merilis buku ini, untuk ke toko Buku Aziz Samarinda, maupun cabang Aziz dilainnya.
“Sekali lagi untuk pembaca yang sudah membeli buku Sindi, diwajibkan menagih ebook tersebut, lewat media sosial Instagram @usup_writers, Facebook @usup / Usup_Book, Whats app: 0812 5323 7057. Ini adalah perlakuan istimewa saya sebagai penulis terhadap pembaca, karena saya mencintai mereka,” ujarnya.
Sekedar diketahui, Usup merupakan penulis atau novelis indie, asal Kutai Kartanegara. Beranjak dari usia tujuh belas tahun, Usup telah menulis empat novel, Kristalista 2015, Iren versi kesatu 2017, Lita Si Guru Culun 2018, Inilah Tantangan Kita 2019, Iren versi kedua 2020. Kemudian Sindi, 2020 bulan ini.
Novel ke-5 ini, akan menjadi perdananya ditahun ini. Kualitas tulisan Usup meningkat dan tentu novel yang begitu bagus untuk dikoleksi.
‘’Saya sebagai penulis, tidak ingin pembaca menyesal tentang karya ini. Saya akan mengajak pembaca untuk berpikir pada kisah Sindi. Untuk merebut perhatian pembaca, dibuku ini, hawa yang akan didapatkan, dramatis, ditinggalkan, bangkit, emosional. Jadi, jangan lewatkan kesempatan pada buku ini, terima kasih pembaca,‘’ pungkasnya. (Yud/DT).
Discussion about this post