Dialektis.co – Bagi Kepala SMPN 7 Bontang, Nor Hayati pendidikan yang berkualitas tidak hanya bergantung pada guru dan siswa. Tetapi juga pada partisipasi aktif orang tua yang diwadahi melalui Paguyuban Wali Murid.
Paguyuban Wali Murid merupakan wadah yang dirancang untuk mempererat hubungan antara wali murid, guru, dan siswa. Bahkan, wadah ini dinilai menjadi jembatan komunikasi yang efektif membantu pembentukan karakter siswa.
“Paguyuban bukan hanya sebagai perkumpulan administrasi. Tapi juga menjadi ruang diskusi perkembangan siswa,” ujarnya kepada media ini.
Baca juga: Sekolah Negeri di Bontang Dilarang Pungut Biaya ke Orang Tua Meski Lewat Paguyuban
Nor Hayati menilai sejauh ini terlihat siswa cenderung menunjukkan sikap positif dan lebih disiplin, saat orang tuanya ikut aktif memantau.
Anak seolah bangga kalau orang tuanya ikut berkontribusi di kegiatan sekolah.
Dicontohkannya saat kegiatan bazar. Orang tua ikut memasak dan menyiapkan hidangan untuk dijual. Tak hanya mengumpulkan kas, terlihat komunikasi mereka meningkat.
Bahkan diungkapkannya, paguyuban juga berperan dalam memperindah ruang kelas. Orang tua membantu anak dalam dekorasi. Sehingga suasana belajar menjadi lebih nyaman.
Baca juga: Andi Faiz Tegaskan Tidak Boleh Ada Sekolah yang Wajibkan Iuran Paguyuban
Menurutnya keterlibatan orang tua bukan hanya tentang materi. Tetapi bentuk perhatian nyata kepada perkembangan pendidikan anak.
Terpisah sebelumnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang tegas mengingatkan pungutan apapun dari pihak sekolah ke siswa, meskipun dengan dalih iuran paguyuban. Hal ini berlaku bagi sekolah negeri.
Kepala Disdikbud Bontang, Abdu Safa Muha, menyatakan pungutan paguyuban tidak boleh dinormalisasi. Terlebih hal itu dinilai dilakukan tanpa dasar hukum yang sah. Berpotensi, termasuk praktik pungutan liar di lingkungan sekolah.
Baca juga: Dewan Dorong Kartu Bontang Pintar Dijalankan, Sistem Voucher Rp2 Juta Tiap Siswa
“Kalau aturannya tidak jelas, pasti saya larang itu paguyuban,” tegasnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Abdu Safa menegaskan, Disdikbud ingin menjaga citra dan kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan di Bontang.
Karena itu, setiap kegiatan sekolah yang memerlukan partisipasi dana dari orang tua harus dikelola secara transparan melalui komite sekolah.
“Kita ingin masyarakat tetap percaya pada sekolah. Jangan sampai kegiatan positif malah menimbulkan masalah hukum,” tandasnya. (Adv/Mira).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.







Discussion about this post