DIALEKTIS.CO – Wakil Ketua DPRD Kota Bontang, Agus Haris mempertanyakan komitmen PT Wika untuk mengoptimalkan serapan tenaga kerja lokal.
Hal itu ditegaskan saat Komisi Gabungan DPRD Bontang menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) di area proyek pengembangan kawasan KIE, Senin (23/5) Pagi.
“PT Wika harus memiliki komitmen untuk ikut menyerap tenaga kerja lokal,” tegasnya.
Laporan yang diterima sebagai pengembang proyek PT Wika dinilai kurang memberi kesempatan warga Bontang, khususnya buffer zone, seperti Loktuan, Guntung dan Sidrap.
Data yang diterima, hanya 9 orang tenaga kerja dari Sidrap, 126 dari Guntung, dan 370 dari Loktuan. Ini masih sangat kecil dengan dampak yang diterima.
Padahal tenaga kerja lokal bagi posisi Welder dan Pefiter harusnya dapat dipenuhi oleh skil tenaga kerja asal Bontang. Nyatanya, didapati baru saja menerima 20 tenaga kerja yang didatangkan dari Pulau Jawa.
“Ada lagi 6 pekerja asing ini juga harus dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja. Sistem borongan juga harus dihentikan,” tegasnya.
Sementara, Manager Proyek Wika, Hadi Prasetyo mengakui saat ini pihaknya bekerjasama dengan 43 rekanan dengan total 1.110 pekerja. Terdapat 259 pekerja skil dari luar Kota Bontang.
“Kami komit dengan Perda ahli daya, 70 persen pekerja lokal. Saat ini ada 851 pekerja lokal,” bebernya.
Lebih jauh, Hadi beralibi dalam hal penyerapan tenaga kerja pihaknya tidak terpaku dalam penyerapan tenaga kerja bufer zone. Namun sekala Bontang keseluruhan.
Hingga informasi ini dipublis, sidak komisi Gabungan di Kantor Proyek PT Wika masih berlangsung. (Yud/DT)
Discussion about this post