BONTANG – Sekertaris Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Bontang, Maksi Dwiyanto mengklaim di tengah pandemi sektor properti di Kota Bontang tetap tumbuh relatif stabil.
Menurutnya, meski industri properti cukup terdampak pandemi. Namun tak semua lini sektor ini melemah. Ada beberapa lini yang masih bisa bertahan, bahkan tetap tumbuh.
“Sektor properti di Bontang masih relatif stabil lah. Indikatornya tidak ada keluhan sulitnya cari hunian di Kota Bontang,” katanya pada dialektis.co, Rabu (6/1/2021).
Kebutuhan rumah tinggal sebagai kebutuhan primer di Kota Taman, terbilang masih sangat tinggi. Ia menyebut, dengan karakter kota industri yang dikelilingi sejumlah perusahaan besar masih menjadi keunggulan tersendiri.
Maksi memprediksi, pertumbuhan sektor properti di Kota Taman akan tetap bertahan pada tahun 2021 ini. Utamanya bagi pengembang yang melirik segmen menengah, dengan menawarkan unit kecil seperti type 27 dan 36.
Diungkapkannya, meski sepanjang tahun 2020 tidak ada satu pun pengajuan izin perumahan sekala besar (kawasan). Namun hal ini justru mendorong pengembang lokal perorangan sekala kecil tumbuh maju.
“Pengembang kecil yang justru maju, karna bangun satu-satu rata-rata IMBnya perorangan. Ini boleh saja, selama lahan yang dibangun sesuai peruntukannya,” kata Maksi.
Meski tidak dapat merinci angka pasti. Kata dia, saat ini Kelurahan Bontang Baru dan Kelurahan Api-Api masih menjadi dua wilayah primadona pertumbuhan properti.
Hal ini harus dibarengi dengan kewaspadaan jajaran Kelurahan terlebih saat mengeluarkan rekomendasi pembangunan.
Terangnya, jangan sampai pertumbuhan properti justru berada di lokasi yang tidak boleh dibangun, sebab nantinya juga akan merugikan pengembang dan pembeli.
“Pemerintah ini seperti orang tua, kita beri kelonggaran perizinan agar pasar properti tetap tumbuh. Tapi ya itu, tetap harus sesuai, dengan Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) kita,” terang Maksi.
Pantauan, sejumlah aktivitas pembangunan properti di sejumlah kawasan tetap terjadi. Pemasaran produk properti berupa penjualan unit rumah dan kaplingan tanah di media sosial pun masih cukup marak. (Yud/DT).
Discussion about this post