Dialektis.co – RSUD Taman Husada Bontang terus menjalankan kegiatan promosi kesehatan (promkes) secara rutin. Pada pertemuan kali ini, Selasa (24/9/2024), rumah sakit tersebut mengadakan sosialisasi mengenai penyakit MPOX atau cacar monyet.
Kegiatan yang digelar di ruang tunggu poliklinik rawat jalan gedung B ini dihadiri oleh puluhan peserta dan dipandu oleh dr. A. Anwar Arsyad, spesialis kulit dari RSUD Taman Husada Bontang.
MPOX, juga dikenal sebagai monkeypox, dinilai sebagai darurat internasional. Menurut data yang disampaikan oleh dr. Anwar, hingga saat ini terdapat 99.000 kasus di seluruh dunia dengan angka kematian mencapai 208 orang. Di Indonesia sendiri, tercatat sudah ada 88 kasus. Penyakit ini dianggap berbahaya karena penularannya sangat cepat, baik dari hewan ke manusia maupun dari manusia ke manusia.
“Gejala MPOX mirip dengan cacar variola, tetapi yang membedakan adalah adanya pembengkakan kelenjar getah bening pada penderita MPOX, sedangkan pada cacar air biasa, pembesaran kelenjar getah bening tidak terjadi,” jelas dr. Anwar.
Ia juga menambahkan bahwa masa inkubasi MPOX berkisar antara 6 hingga 13 hari, dan gejala utamanya meliputi demam, ruam kulit, serta lesi di wajah, tangan, ekstremitas, hingga bagian tubuh lainnya.
Apa Itu MPOX dan Cara Penularannya
MPOX atau cacar monyet merupakan penyakit menular yang awalnya ditemukan sebagai endemik di Afrika. Penyakit ini disebabkan oleh virus monkeypox yang berasal dari keluarga virus variola, penyebab cacar. Penularan MPOX dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi kulit yang terinfeksi, droplet atau percikan air liur, serta kontak dengan hewan yang sakit atau mati di daerah endemik.
“Penularan MPOX paling sering terjadi melalui kontak kulit dengan kulit yang terinfeksi, seperti pada lesi kulit atau melalui cairan tubuh, termasuk droplet. Selain itu, kontak dengan barang-barang yang terkontaminasi juga bisa menjadi sumber penularan,” tambah dr. Anwar.
Penyakit ini juga bisa menyebar melalui hubungan seksual, terutama pada mereka yang melakukan hubungan seksual berisiko tinggi. Oleh karena itu, dr. Anwar mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan praktik seks yang aman dan menjaga kebersihan pribadi.
Cara Pencegahan dan Tindakan Isolasi
Salah satu cara pencegahan utama terhadap MPOX adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dengan benar setelah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi, serta menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika merawat pasien MPOX. Selain itu, menghindari kontak langsung dengan hewan yang sakit atau mati juga sangat penting, terutama di daerah yang sudah terdapat kasus cacar monyet.
“Jika seseorang terinfeksi MPOX, langkah isolasi harus segera diambil. Pasien harus tinggal di ruangan terpisah, tidak berbagi pakaian, serta menjaga kebersihan diri dengan mandi dan mengompres bagian kulit yang terinfeksi. Jika gejala semakin parah, pasien perlu dirawat di rumah sakit,” terang dr. Anwar.
Bagi petugas kesehatan, penggunaan APD sangat dianjurkan untuk menghindari penularan saat merawat pasien MPOX. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiapkan 4.450 dosis vaksin bagi tenaga kesehatan dan kelompok berisiko, seperti LSL (Lelaki Seks Lelaki) dan pengidap HIV. Vaksinasi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan dengan pendekatan empat pilar: deteksi, perluasan jangkauan testing, vaksinasi, dan sosialisasi publik.
Belum Ada Kasus MPOX di Bontang, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Meskipun hingga saat ini belum ada kasus MPOX yang dilaporkan di Bontang, dr. Anwar tetap mengimbau masyarakat untuk waspada. “Walaupun Bontang masih bebas dari kasus cacar monyet, penting bagi kita semua untuk tetap waspada dan menerapkan PHBS. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera periksakan diri ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat,” tegasnya.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung interaktif, di mana para peserta turut aktif bertanya seputar pencegahan dan penanganan MPOX. RSUD Taman Husada Bontang berharap, melalui kegiatan promosi kesehatan seperti ini, masyarakat dapat lebih paham tentang bahaya MPOX dan cara pencegahannya, sehingga penyebaran penyakit ini bisa diantisipasi lebih dini. (*)
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post