DIALEKTIS.CO – Bilher Hutahaen, Rektor Universitas Trunajaya (Unijaya) Kota Bontang angkat bicara terkait aksi demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang berujung pembubaran oleh salah satu oknum dosen.
Rektor kampus hijau itu mengaku kaget dengan adanya demonstrasi yang digelar puluhan mahasiswa tersebut. Terlebih seluruh tuntutan yang diusung dinilai telah dijawab oleh pihak kampus.
Terangnya sebelumnya telah terjadi pertemuan internal dan pihak kampus telah menjawab beserta penjelasan melalui surat nomor 238/UNIJAYA-Btg/IX/2021 per tanggal 20 September lalu.
“Yang disayangkan mahasiswa demo dan meminta saya untuk menandatangani surat perjanjian. Jelas saya menolak dan mengajak untuk diskusi bersama terlebih dahulu,” jelasnya kepada awak media, Rabu (29/9/2021).
Bilher meyakinkan, yang terjadi sepenuhnya persoalan internal. Seluruh persoalan dapat dibenahi, namun secara perlahan.
Sebutnya, persoalan internal dosen yang menahan nilai mahasiswa semester 8 pun sudah diselesaikan. Sementara mahasiswa yang belum menerima Kartu Hasil Studi (KHS) di semester 5 meliputi dua orang dan semester 7 ada satu orang pun telah didata.
Baca juga: Tuntut Hak, Demo Mahasiswa Unijaya Malah Disambut Pukulan Sapu Oknum Dosen
Begitupun bagi mahasiswa sebagian belum menerima Kartu Rencana Studi (KRS). Mahasiswa yang belum memiliki KHS pun tetap bisa mengikuti pembelajaran seperti biasa.
“Kita upayakan cepat terselesaikan, kasih waktu kami. Karena proses KHS leading sektornya berada di masing-masing dekan. Semua tuntutan akan di tampung oleh pihak Rektorat,” bebernya.
Sementara terkait aksi pemukulan yang dilakukan oknum dosen. Bilher menyebut hal tersebut terjadi secara spontan, lantaran tidak terima dengan aksi demo mahasiswa.
“Kok ada demo, tidak ada pemberitahuan atau komunikasi tiba-tiba bentangkan spanduk dengan tulisan tutup kampus,” ucapnya.
Bilher mengatakan pembubaran yang dilakukan dosen tersebut hanya menggunakan batang sapu. Itu pun hanya dugunakan untuk memukul spanduk, tidak sampai terkena mahasiswa.
“Kalau yang saya liat hanya spanduk saja yang dipukul,” tuturnya.
Lebih jauh, Bilher mengaku prihatin dengan pelaporan yang dilakukan mahasiswa kepada pihak yang berwajib. Sebab menurutnya, seluruh mahasiswa telah dianggap sebagai anak oleh semua dosen.
“Saya selaku rektor sangat prihatin, jika ada proses pengaduan biarkan saja berjalan. Harusnya bisa dibicarakan serta disampaikan dengan kekeluargaan. Pihak kampus pun merasa terbuka,” tuturnya.
Sebelumnya, diwartakan aksi demonstrasi BEM Unijaya di pelataran kampus berujung dibubarkan paksa oleh oknum dosen, Selasa (28/9/2021) Siang.
Sebuah video memperlihatkan aksi berutal seorang dosen wanita mengenakan batik orange corak hijau, tampak berupaya membubarkan para demonstran dengan menggunakan tongkat sapu.
“Keluar kalian,” teriak oknum dosen tersebut, sembari berkali-kali memukul demonstran. (Yud/DT).
Discussion about this post