DIALEKTIS.CO – Terus menyusutnya besaran nilai pembagian laba dari investasi penyertaan modal yang diberikan Pemerintah Kota Bontang kepada Bank Kaltimtara mendapat perhatian Nursalam.
Anggota Komisi II DPRD Kota Bontang itu menilai setoran deviden senilai Rp 2,7 miliar terlalu kecil untuk investasi sebesar Rp 63 miliar. Untuk itu ia meminta pemerintah setempat untuk tidak menambah penyertaan modal.
“Dari tahun ke tahun jumlahnya semakin kecil. Tahun 2010 kita investasi Rp 46 miliar bisa dapat Rp 9 miliar, likuiditas perusahaan bisa dipertanyakan,” tegas Salam, Senin (18/10/2021).
Menurut politisi Golkar itu, nilai deviden yang diperoleh dari penyertaan modal ini sangat jauh dibawah bila dibandingkan dengan bank konvensional lainnya.
Salam memberi contoh penyertaan modal di Bank Sulselbar, nilai investasi Rp 63 miliar pembagian laba yang diperoleh bisa mencapai Rp 8 miliar.
Untuk itu, ia menilai rencana penambahan penyertaan modal sebesar Rp 75 miliar oleh pemerintah kota tidak menguntungkan dan tak baik untuk direalisasikan.
Lebih jauh, Salam menekankan tujuan pemerintah berinvestasi adalah untuk menciptakan iklim daerah atau stimulan dalam menciptakan kemandirian fiskal, termasuk memberi kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan pinjaman, hal ini juga dinilai kurang.
Kata dia, investasi haruslah menguntungkan. Jika manfaat dari investasi dirasa kurang, ia mendorong pemerintah untuk lebih baik mengejar investasi ditempat lain.
“Sederhananya, kalau dapatnya hanya Rp 2,7 miliar mending kita investasi ke Makassar sekalian, dengan anggaran segitu bisa beri kita Rp 8 miliar,” ungkapnya.
“Karena tujuan investasi itu kita cari untung, kalau cuman Rp 2,7 miliar saja itu berarti perusahaan hanya sekedar menggugurkan kewajiban menyetor deviden,” pungkasnya. (Yud/DT)
Discussion about this post