PENGIRIMAN pertama BEX (Bontang Express) pada awal tahun 2020 lalu masih lekat di ingatan Famma. Kala itu, pesanan pisang tujuh rasa di Bontang Baru menjadi order pertama usaha layanan kurir ekspres alias last mile, yang ia geluti.
Berawal iseng posting jasa kurir, kenangnya. Saat itu masih promosi dan bergerak sendiri, kini bisnis yang ia rintis tersebut telah menggaet 12 kurir dan orderan terus meningkat.
“12 kurir sekarang full terus, kewalahan nanggulangai pesanan. Sekarang kita open lagi untuk nambah kurir,” kata Famma, pendiri BEX kepada dialektis.co, Sabtu (5/9).
BEX merupakan salah satu pemain lokal jasa pengiriman barang di Kota Taman. Meski saat ini belum berbadan hukum dan kantor. Famma mengaku BEX dikelola secara mandiri, dengan sistem bagi hasil bersama pendana dan kurir.
Hingga awal September, belum genap setahun beroprasi. BEX sudah bisa mengantongi keuntungan kotor sekira Rp 20 juta per-bulan. Terlebih belakangan, permintaan pengiriman barang terus melonjak seiring dengan Pandemi Covid-19.
Itu sebab, Famma mengklaim dapat mewujudkan mimpinya untuk menciptakan lapangan kerja dan turut menekan angka pengangguran yang semakin meningkat. Akibat sulitnya lapangan kerja dan tingginya PHK, sebab ekonomi yang mengerut.
Menurutnya, Pandemi Covid-19 justru mempercepat pertumbuhan bisnis layanan logistik di tengah masyarakat. Ia percaya, bisnis ini akan terus berkembang selama mampu menjaga kepercayaan pelanggan.
“Bisnis jasa kurir di Bontang saat ini semakin banyak, baik yang perorangan maupun berkelompok seperti kami,” terangnya.
Optimisme serupa disampaikan Koordinator ID Express_Bontang, Angga Haryono menyatakan bisnis ekspedisi tidak terpengaruh buruk akibat pandemi. Penerapan protokol kesehatan, justru mendorong bisnis online tumbuh pesat yang artinya menambah pangsa pasar layanan kurir ekspres.
“Kami baru sebulan hadir di Bontang, kurir baru dua orang. Alhamdulillah, traffic orderan juga terus meningkat,” bebernya.
Senada Rio, salah satu kurir perorangan di Kota Bontang menilai bisnis jasa pengantaran cukup menjajikan. Buatnya, kemudahan bertransaksi ditambah masih kurang optimalnya pengelolaan sistem transportasi umum di Bontang menjadi kelebihan tersendiri.
“Diawal pandemi ngedrop banget orderan, pelanggan pada takut. Saat ini sudah meningkat lagi, bahkan jauh lebih tiggi dari sebelum ada Covid-19. Selama menggunakan masker dan sarung tangan Insyaa Allah, aman,” terangnya saat dihubungi via Whatsapp.
Menjamurnya bisnis jasa kurir dewasa ini tidak membuatnya khawatir, menurutnya masing-masing telah memiliki pelanggan sendiri. Selain itu, dengan menguatnya bisnis jasa pengantaran otomatis mendorong perputaran ekonomi kecil dan UMKM juga kembali berputar. (Yud/DT).