DEALEKTIS.CO – Pipa-pipa pembuangan limbah rumah tangga di lingkungan masyarakat pesisir Bontang masih banyak mengarah langsung ke laut.
Persoalan biaya ditengarai menjadi penyebab masyarakat tidak membuat tangki septik.
Anggota DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang menyebut ada kurang lebih 2.475 orang masih buang tinja di laut. Padahal indikator kota kumuh ditentukan dari banyak tidaknya warga yang belum memiliki jamban.
“Ini membuat saya miris,” kata pria yang akrab disapa BW, Jumat (8/12/2023).
Menurut dia semestinya persoalan seperti ini tidak lagi dihadapi Kota Bontang dengan anggaran yang cukup besar, bahkan berlebih. Namun, realitanya tidak demikian.
Pemerintah melalui dinas terkait harus turun tangan agar mengalokasikan anggaran untuk pengadaan jamban dan edukasi masyarakat pesisir.
“Disayangkan aja anggaran melimpah tapi program pengelolaan sanitasi limbah masih belum tuntas,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah Kepala Bidang Sanitasi, Air Minum dan Sumber Daya Air PUPRK Bontang, Edi Suprapto mengaku untuk data saat ini masih diverifikasi.
Karena untuk PUPR Kota hanya menyiapkan prasarananya. Sementara untuk data biasa berada di Dinkes atau DPPKB.
“Kami ada juga program penyediaan IPAL. Di Bontang Kuala tahun ini. Tapi kalau data masih di verifikasi lagi,” kata Edi Suprapto.
Lebih lanjut program untuk pemenuhan sanitasi IPAL akan berlankut di 2024. Kawasan yang disasar merupakan wilayah pesisir.
“Tahun depan ada lagi. Ini kita lihat dulu datanya nanti,” pungkasnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah install aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post