DIALEKTIS.CO, Samarinda- Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun menyoroti persoalan terkait maraknya aktivitas tambang ilegal yang menyebabkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan sekitar kawasan tersebut.
Salah satunya di jalan Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara. Berdasarkan keterangan Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan bahwa penyebab banjir di Kota Tepian salah satunya berasal dari aktivitas penambangan.
“Kalau statement Wali Kota tak ada salahnya, di sana kalau berbicara dugaan banyak tambang ilegal itu hampir benar. Bahwa ada tambang ilegal, kemaren aja ada larutan batu bara kan sampai ke permukiman warga,” ujar Samsun saat dimintai tanggapan dari statement Wali Kota, Selasa (7/9/2021).
Diungkap Legislator Dapil Kutai Kartanegara ini, bahwa pihaknya selau mendorong aparat berwenang agar dapat menindak tegas aktivitas tambang illegal sesuai regulasi yang berlaku.
“Kalau bisa Langsung tegas aja ditutup, reklamasi lagi Lahannya. Siapa kira-kira pihak yang berwenang, polisi kan. Apakah ada tindakan yang dilakukan sampai saat ini,” tegas Samsun seraya mempertanyakan tindakan aparat.
Politikus PDIP itu sendiri sempat disinggung tentang dugaan kalau para aparat ada campur tangan dalam kegiatan tambang ilegal.
Samsun mengakui ada kemungkinan terjadi. Yang pasti, tambang ilegal itu terbuka dan dilakukan tidak hanya semalam saja.
“Pasti ada proses yang panjang. Tidak mungkin kan batu bara itu dicuri. Bahkan sepanjang proses nya itu di ketahui banyak orang. Tapi hari ini tidak ada sama sekali tindakan,” ucapnya.
Mengenai Izin pasti pematang lahan, Samsun menjelaskan kalau ada kemudahan kemudian ketemu emas di dalam itu harus dilaporan. Karena itu merupakan aset negara ada tata cara perizinannya, maka ikutilah aturan.
“Tapi akhirnya dampak karena tidak saling ikut aturan jadi seperti ini toh,” katanya.
Seharusnya semua sudah banyak belajar, bukan sekali saja. Kejadian ini bahkan terkahir dari Kalimantan Selatan, dan disana sudah habis-habisan kemudian banjir besar.
Pada detik ini, terjadi juga hal yang unik. Batu bara terbawa arus ke permukiman warga ketika banjir terjadi. Bahkan salah satu warga yang terdampak di sana kebingungan harus mengadu kepada siapa.
“Sekarang tanahnya siapa yang digunakan, bukan dari orang Balikpapan kan, bukan dari orang lain kan, ya itu tanah masyarakat di situ juga,”
“Yang jual mereka juga toh, mereka pasti tau itu untuk tambang. Terus yang salah siapa kalau kemudian hari ini mendapatkan dampaknya masyarakat,” paparnya kepada awak media.
Oleh karena itu, bukan hanya regulasi dan penambangnya saja , masyarakat juga harus diberikan kesadaran, jangan sampai menjual tanah untuk oknum pertambangan ilegal.
“Lebih baik kita buka lahan untuk menambah pendapatan dari hasil tani. Itu lebih bermanfaat, masyarakat terkadang tidak sabar, ketika diiming-iming per meternya dengan modal tinggi. Ketika sudah kena dampaknya ya jangan ngeluh,” tandasnya. (Frans/Yud).
Discussion about this post