DIALEKTIS.CO – Air bersih masih menjadi barang langka bagi warga RT 15 Lok Tunggul, Kelurahan Bontang Lestari, Bontang Selatan.
Selama ini, warga harus bersusah payah mengangkut air bersih menggunakan jerigen dari sumber air penampungan air milik salah satu perusahaan tambang di perbatasan Bontang-Kukar, dengan jarak tempuh sekira 45 menit. Hal ini menjadi keperihatinan tersendiri bagi banyak pihak.
Dikonfirmasi mengenai hal itu. Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris menyebut pemenuhan kebutuhan dasar tersebut merupakan tanggung jawab sosial Perusahaan Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Kata dia, sebagai perusahaan yang berada di lokasi itu. PLTU berkewajiban memperhatikan warga sekitar melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya.
“Harusnya sebelum dibangun sudah membuat perjanjian awal dengan warga, perihal kontribusinya dan ini merupakan sebuah kelalaian besar perusahaan,” kata Agus Haris kepada awak media, Senin (22/03/2021).
Politisi Gerindra itu mengakui sebelumnya seharusnya pemenuhan akses air bersih menjadi kewajiban Pemerintah. Namun, saat ini sebutnya telah menjadi kewajiban PLTU.
Sebab itu Agus Haris menegaskan akan mendorong agar PLTU tetap menyediakan pasokan air bersih bagi warga Lok Tunggul.
“Kalau tidak mau, cabut izinnya. Yaitu warga, karena warga berhak mendapatkan air bersih,” tegasnya.
Sebutnya, kini Pemerintah tidak bisa mememasok air ke pemukiman warga di daerah tersebut. Sebab, untuk memasang jaringan PDAM harus melalui area perusahaan.
“Nanti kalau pecah nuntut pemerintah lagi. Makanya saya tidak mendorong Pemkot. Harus perusahaan,” tutupnya. (Mir/Yud).
Discussion about this post