KLASTER kasus Covid-19 di salah satu perusahaan di Kota Bontang diduga bermula dari seorang karyawan terinfeksi. Setelah itu, enam karyawan lain tertular.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, dr Bahauddin menyebut salah satu karyawan Laki-Laki (52) yang selanjutnya disebut kasus 29 BTG memiliki riwayat perjalanan referral dari Jogja.
Dibeberkannya, pada 16 Juli lalu 29 BTG tiba di Bontang. Sesuai dengan protokol kesehatan perusahaan, 29 BTG melakukan karantina mandiri selama 3 hari terhitung setelah tanggal kedatangan.
Selanjutnya melakukan rapid test antigen dengan hasil non reaktif, selanjutnya 29 BTG diperbolehkan kembali bekerja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan dalam pengawasan Tim Covid perusahaan.
Baca juga: Terjadi Transmisi Lokal, Satu Perusahaan jadi Klaster Covid-19 Pertama di Bontang
Pada 20 Juli hingga 1 Agustus, 29 BTG beraktifitas seperti biasa bekerja dan berkunjung ke tempat umum seperti, Masjid untuk sholat subuh dan sholat Idul Adha, rumah makan untuk membeli makanan dibawa pulang (tidak dimakan ditempat), dan lapangan tenis.
2 Agustus, 29 BTG menyampaikan adanya gejala demam kepada Tim Covid Perusahaan
dilakukan rapid test antigen dengan hasil reaktif dan pada 3 Agustus dilakukan swab untuk dianalisa (dikirim ke RS Pertamina Jakarta).
“7 Agustus, pukul 10.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif kasus 29 BTG dirawat di RS Swasta kondisi umum baik,” ujarnya.
Bahauddin menegaskan, perusahaan telah melakukan tracing kontak dan melakukan pengambilan spesimen untuk rapid tes antigen dan swab PCR kepada total 339 orang, dimana 89 orang kontak erat kasus 29BTG, sisanya kontak erat Kasus30BTG, kasus31BTG, kasus32BTG, kasus33BTG, kasus34BTG, kasus35BTG.
Kasus 30 BTG
Laki-Laki (51) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 29 BTG, tidak memiliki riwayat perjalanan, tidak banyak mengunjungi tempat umum dan bekerja 1 area dengan kasus 29BTG .
Pada 27 Juli, bergejala batuk pilek. Selanjutnya pada 4 Agustus dilakukan swab bersama kontak erat lain kasus 29 BTG dan pada 7 Agustus Pukul 22.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini dirawat di RS Swasta dengan kondisi umum baik.
Kasus 31 BTG
Laki-Laki (31) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 29 BTG, tidak memiliki riwayat perjalanan, tidak banyak mengunjungi tempat umum dan bekerja 1 area dengan kasus 29 BTG .
Pada 31 Juli, bertemu dengan komunitas agama di Bontang serta mengunjungi keluarga istri di Tanjung Limau dan Orang Tua di Km 6. Pada 4 Agustus dilakukan swab dan pada 7 Agustus pukul 22.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini isolasi mandiri di Rumah Isolasi fasilitas perusahaan kondisi umum baik.
Kasus 32 BTG
Laki-Laki (53) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 29 BTG, 30 BTG dan 31 BTG, Pada 6 Agustus dilakukan swab bersama kontak erat lain dan pada 7 Agustus Pukul 23.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini dirawat di di Rumah Isolasi fasilitas perusahaan kondisi umum baik.
Kasus 33 BTG
Laki-Laki (53) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 30 BTG dan 31 BTG, Pada 6 Agustus dilakukan swab bersama kontak erat lain dan pada 7 Agustus Pukul 23.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini dirawat di di Rumah Isolasi fasilitas perusahaan kondisi umum baik.
Kasus 34 BTG
Laki-Laki (52) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 30 BTG dan 31 BTG, Pada 6 Agustus dilakukan swab bersama kontak erat lain dan pada 7 Agustus Pukul 23.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini dirawat di di Rumah Isolasi fasilitas perusahaan kondisi umum baik.
Kasus 35 BTG
Perempuan (53) merupakan hasil tracing kontak dari kasus 30 BTG dan 31 BTG, Pada 6 Agustus dilakukan swab bersama kontak erat lain dan pada 7 Agustus Pukul 23.00 WITA, hasil swab terkonfirmasi positif, saat ini dirawat di di Rumah Isolasi fasilitas perusahaan kondisi umum baik.
Bahauddin menegaskan, perusahaan telah melakukan tracing kontak dan melakukan pengambilan spesimen untuk rapid tes antigen dan swab PCR kepada total 339 orang, dimana 89 orang kontak erat kasus 29BTG, sisanya kontak erat Kasus30BTG, kasus31BTG, kasus32BTG, kasus33BTG, kasus34BTG, kasus35BTG.
Tujuh kasus ini berasal dari pelaporan Tim COVID Perusahaan, sampai saat diumumkan belum masuk dalam sistem pelaporan all in one record, sehingga memungkinkan akan ada perbedaaan data hari ini dengan provinsi. Hal ini disampaikan sebagai bentuk kewajiban publikasi bagi masyarakat dan semua pihak terkait. (Yud/DT).
Discussion about this post