Dialektis.co – RSUD Taman Husada Bontang terus berupaya memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat terkait berbagai penyakit kulit, salah satunya keloid.
Keloid merupakan jaringan parut yang tumbuh berlebihan pada bekas luka, dan tidak semua orang berisiko mengalami kondisi ini.
Menurut dr. Anwar Arsyad, Spesialis Kulit dan Kelamin di RSUD Taman Husada, keloid biasanya berkembang pada orang yang memang memiliki “bakat” untuk mengalaminya.
“Keloid bukanlah kondisi umum. Pada sebagian besar orang, luka akan sembuh dengan sempurna tanpa meninggalkan bekas yang signifikan. Namun, bagi mereka yang memiliki bakat keloid, bekas luka kecil sekalipun dapat berubah menjadi lebih besar dan menonjol,” jelas dr. Anwar, Selasa (24/9/2024).
Jaringan keloid ini bahkan bisa melebihi ukuran luka asli, bergantung pada bagaimana jaringan tersebut bereaksi selama proses penyembuhan.
Penyebab utama keloid masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang bisa memicu kemunculannya.
“Jika luka terinfeksi atau terlalu dalam, risiko munculnya jaringan keloid semakin besar. Ini karena jaringan parut yang terbentuk lebih rentan tumbuh berlebihan,” lanjutnya.
Meski keloid tidak selalu berbahaya, banyak pasien yang mengeluhkan gejala seperti rasa gatal atau nyeri di sekitar area keloid.
Penanganan keloid dapat dilakukan melalui beberapa metode. Di RSUD Taman Husada, pasien dapat memilih perawatan dengan obat oles, injeksi, hingga operasi.
Namun, menurut dr. Anwar, operasi keloid harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Operasi bisa menjadi pilihan, tetapi tidak selalu dianjurkan. Luka operasi bisa memicu munculnya keloid baru di area yang sama, sehingga kondisi bisa semakin parah,” katanya.
Injeksi obat menjadi salah satu metode yang lebih umum digunakan. Dengan cara ini, obat disuntikkan langsung ke jaringan keloid untuk menghambat pertumbuhannya.
Meski operasi juga tersedia, prosedur ini lebih cocok untuk kasus keloid yang berukuran kecil atau yang menimbulkan keluhan fisik serius seperti rasa gatal atau nyeri.
“Jika keloid hanya mengganggu dari sisi estetika, kami biasanya lebih memilih metode yang tidak invasif terlebih dahulu,” jelasnya.
Keloid sering kali dianggap sebagai masalah estetika saja, namun bagi beberapa orang, dampaknya jauh lebih serius.
“Pada beberapa kasus, keloid menyebabkan rasa gatal atau sakit yang terus-menerus. Ini tentu mengganggu kualitas hidup pasien, sehingga harus segera ditangani,” ungkapnya.
Kondisi ini kerap kali muncul pada area tubuh yang sering terlihat, seperti tangan atau kaki, yang membuat pasien merasa tidak nyaman. Meski demikian, keloid bukanlah penyakit yang mengancam jiwa.
“Keloid tidak bersifat berbahaya atau mematikan seperti kanker. Tapi jika gejala seperti nyeri atau gatal muncul, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter,” sarannya.
Banyak pasien yang merasa kualitas hidupnya menurun karena ketidaknyamanan yang disebabkan oleh keloid, terutama jika keloid tersebut berada di area yang sering bersentuhan dengan pakaian atau terkena gesekan.
Dengan demikian, dr. Anwar menekankan pentingnya konsultasi medis untuk menentukan langkah penanganan yang tepat.
“Setiap kasus keloid berbeda-beda, sehingga pendekatannya harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Yang penting adalah menjaga agar keluhan seperti gatal dan nyeri bisa diatasi, sehingga pasien merasa lebih nyaman,” tutupnya.
Penanganan keloid memang belum sepenuhnya sempurna, namun dengan perawatan yang tepat, kondisi ini dapat dikendalikan.
RSUD Taman Husada mengimbau masyarakat yang memiliki keluhan serupa untuk tidak ragu melakukan pemeriksaan dan konsultasi. (*)
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp Bu atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post