DIALEKTIS.CO – Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim, Muhammad Jasniansyah menegaskan iuran listrik yang dibebankan ke orang tua siswa di SMAN1 Bontang akan dihentikan.
Kepastian itu ia sampaikan setelah dirinya mengkonfirmasi masalah yang ramai ini ke Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bontang serta telah melahirkan 3 rekomendasi.
“Setelah kami konfirmasi. Pungutan itu inisiatif dari Komite Sekolah. Kemudian meminta agar prgram itu ditinjau kembali,” ucap Jasniansyah kepada wartawan.
Jasniansyah menuturkan ada 3 rekomendasi untuk mengurai masalah di Smansa Bontang.
Yakni, meminta pihak sekolah tidak membebankan operasional sekolah seperti biaya telpon, listrik, dan internet ke peserta didik.
Memberi solusi, pihak sekolah menghitung kembali detail biaya tersebut dan kemudian diusulkan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Daerah.
Kendati demikian. Jasniansyah menyatakan pihak sekolah bisa melakukan penggalangan dana ke peserta didik untuk kebutuhan pengembangan minat bakat dan prestasi.
Penggalangan itu pun bersifat sukarela. Tidak mengikat dan menyebutkan nominal. Bahkan saat dilaksanakan juga harus dilakukan oleh Komite Sekolah.
Baca juga: Heboh Iuran Listrik di SMAN 1 Bontang, Kepsek: Dana Bantuan Pemerintah Berkurang
Hal itu disesuaikan dengan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 Tentang Komite Sekolah.
“Dan pelaksanaannya pun harus bijak. Dengan komunikasi secara terbuka kepada orang tua dan menyampaikan pertanggung jawaban secara terbuka juga ada subsidi silang antara peserta didik yang mampu dan tidak mampu,” pungkasnya.
Sebelumnya diwartakan, adanya penerapan iuran listrik di SMA Negeri 1 Bontang, senilai Rp 20 ribu per bulan, menarik perhatian publik.
Hal itu mencuat, setelah dikeluhkan salah satu wali murid di sosial media. Iuran listrik ini dipertanyakan. Terlebih status SMA Negeri 1 ialah sekolah negeri, bukan swasta.
Wali murid yang tak ingin disebutkan namanya itu menilai, idealnya saat ini sekolah negeri tak ada tarikan biaya yang dibebankan ke siswa.
Dikonfirmasi mengenai hal itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Sumariyah membenarkan adanya iuran listrik yang dibebankan kepada siswa.
Kata Sumariyah, pemberlakuan iuran ini terpaksa diberlakukan. Sebab, biaya operasional sekolah membengkak. Sementara bantuan pemerintah justru berkurang. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co di WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post