Dialektis.co – Tiga siswa SMPN 3 Bontang membawa semangat budaya lokal ke kancah internasional melalui ajang “Youth Educational Friendship Festival” (YEFF) yang akan digelar di Bali pada 26-27 Oktober 2024.
Partisipasi ini dipandang sebagai momen penting untuk memperkenalkan warisan budaya Bontang dan mempromosikan keindahan Kalimantan Timur kepada masyarakat dunia.
Kepala SMPN 3 Bontang, Mukono, menyampaikan, keikutsertaan siswanya dalam festival ini adalah hasil dari upaya sekolah dalam mengembangkan pendidikan berbasis budaya.
Mukono berharap para siswa dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menampilkan yang terbaik sekaligus membawa pesan damai dan harmoni yang menjadi nilai-nilai budaya Bontang.
“Kami merasa bangga dan berterima kasih atas kesempatan ini. Semoga mereka bisa menginspirasi banyak pihak untuk semakin mengenal keunikan Bontang,” ujarnya.
Youth Educational Friendship Festival merupakan ajang tahunan yang bertujuan mempererat persahabatan antar negara melalui pertukaran budaya.
Festival ini juga menjadi ruang bagi para siswa dari berbagai negara untuk berbagi cerita tentang budaya dan kehidupan sehari-hari mereka.
Setiap perwakilan akan menampilkan seni dan budaya lokal, sehingga memperkaya pemahaman antarbangsa di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tiga siswa yang terpilih, yakni Nur Asyfa, Muhammad Riswan, dan Muhammad Risman, telah mempersiapkan penampilan khusus yang akan dibawakan di festival ini, yaitu tarian “Ete Bontang Ongok Nusantara.”
Tarian ini mengisahkan keterikatan masyarakat Bontang dengan alam dan menggambarkan alam sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, yang tercermin dalam filosofi kehidupan masyarakat setempat.
Makna mendalam dari tarian tersebut dituturkan melalui gerakan-gerakan yang menampilkan kedekatan antara manusia dan alam.
Dalam tarian itu, hutan dilambangkan sebagai ibu dan sungai serta lautan sebagai ayah, dengan Bontang sebagai rumah besar yang memelihara mereka.
“Kami ingin tarian ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari budaya dan identitas masyarakat Bontang,” tuturnya.
Selain nilai filosofisnya, koreografi tarian ini juga mencerminkan kegiatan keseharian nelayan Bontang, seperti menangkap ikan dan hidup berdampingan dengan laut.
Diharapkan tarian tersebut dapat menarik perhatian dunia terhadap potensi budaya dan pariwisata Kota Bontang, serta meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.
Ketiga siswa ini telah menjalani latihan intensif selama beberapa bulan untuk mempersiapkan penampilan mereka.
Kepala Sekolah menambahkan, persiapan tersebut dilakukan tidak hanya untuk penampilan fisik, tetapi juga agar mereka memahami makna budaya yang diusung tarian tersebut.
“Kami ingin mereka tidak hanya menari, tetapi benar-benar memahami dan menghargai budaya mereka sendiri,” jelasnya.
Pada Jumat, 25 Oktober 2024, ketiga siswa ini bertolak menuju Bali, dan saat ini sudah berada di lokasi acara. Mereka menerima dukungan penuh dari pihak sekolah, keluarga, dan warga Bontang, yang berharap siswa-siswa ini mampu menampilkan yang terbaik dalam festival tersebut.
Dengan partisipasi SMPN 3 di YEFF, Mukono berharap akan semakin banyak siswa yang terinspirasi untuk mengangkat budaya lokal ke tingkat internasional. Festival ini juga diharapkan mampu membuka jalan bagi sekolah-sekolah lain untuk terus mengembangkan potensi siswa dalam bidang seni dan budaya.
Di penghujung sambutannya, Mukono menyatakan keinginannya agar para siswa tidak hanya membawa nama baik sekolah, tetapi juga memetik pelajaran berharga dari pengalaman ini yang dapat memotivasi siswa lainnya di Bontang. (*)
Penulis : Mira
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co di WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post