DIALEKTIS.CO – Pro kontra kebijakan kenaikan PPN 12% terus bergulir. Kali ini gelombang penolakan muncul dalam bentuk Diskusi Imajinesia Milik Semua bertema “Buruh Paham Pajak: PPN 12% dan Pajak Bagi Kelas Pekerja”.
Menariknya, diskusi yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting itu diklaim telah diganggu dengan munculnya serangan siber dari akun tidak dikenal yang diduga buzzer.
Dalam keterangan yang diterima media ini. Diskusi tersebut diadakan pada 23 Desember 2024, pukul 19.30 WIB.
Acara yang diselenggarakan oleh Bidang Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa tersebut dibuka oleh Salma Rizkya, Suara Muda Kelas Pekerja (SMKP) sekaligus memperkenalkan beberapa narasumber dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bareng Warga.
Jalannya diskusi disiarkan secara live melalui channel Pijar Partai Buruh, serangan digital tersebut terjadi sekitar pukul 20.13 WIB, atau pada menit ke-31 saat diskusi tersebut berlangsung.
Selang beberapa waktu, saat Salma menyampaikan pengantar setelah peneliti CELIOS Fiorentina Refani memaparkan materi.
Satu akun tidak dikenal memasuki ruang zoom meeting dan mulai terdengar membuat kegaduhan atau suara bising. Selain itu, akun tersebut mengacau dengan memutar video tidak senonoh di webcam-nya.
Meyakini adanya serangan buzzer, operator webinar Imajinesia#5 segera mengeluarkan akun tersebut. Hingga saat ini, identitas dari akun yang mengganggu tersebut belum bisa dikenali.
“Kami sangat menyesalkan serangan digital yang terjadi saat diskusi berlangsung,” ujar salah satu panitia diskusi Imajinesia#5, Zidan Faizi.
“Hal ini patut diduga berkaitan dengan topik kebijakan pemerintah mengenai kenaikan PPN 12% yang akhir-akhir ini meresahkan masyarakat,” tambahnya.
Setelah kejadian tersebut, diskusi Imajinesia#5 berjalan lancar hingga akhir acara dengan pengamanan acara yang diperketat.
Catatan Kritis Atas Kebijakan PPN 12% Fiorentina memaparkan, CELIOS memperhitungkan kenaikan PPN menjadi 12% berdampak negatif pada menurunkan konsumsi rumah tangga, perekonomian nasional, terlebih lagi pada kondisi ketenagakerjaan.
Melansir kajian CELIOS bertajuk “PPN 12%: Pukulan Telak Bagi Dompet Gen Z Dan Masyarakat Menengah Ke Bawah,” dampak peningkatan PPN berpotensi menggerus pendapatan buruh sebanyak Rp23,40 triliun, bahkan potensi PHK sebesar 550 ribu jiwa, masing-masing dari perhitungan tingkat pendapatan dan tenaga kerja saat ini.
“(Penerapan PPN 12%) Nanti akan meningkatkan secara drastis tingkat pengangguran yang ada, penyempitan lapangan kerja, dan meningkatnya sektor informal, misalnya ojek daring yang meningkatkan kerentanan kelas pekerja dan lainnya,” ungkap Fiorentina.
Risyad Azhari, selaku salah satu inisiator Bareng Warga yang menjadi narasumber mengungkapkan saat ini kelas pekerja sudah banyak dipungut pajak, tapi uang pajak justru dialokasikan untuk membayar buzzer yang bertujuan memoderasi diskusi kritis hingga menyebarkan misinformasi di sosial media.
“Kita tuh sudah banyak banget dipajakin, misalnya ketika kita kerja gajian bulanan saja sudah banyak uang (potongan PPH, BPJS Kesehatan, dan BPJS TK) yang menguap entah ke mana,” kata Risyad.
Menanggapi gangguan diskusi Imajinesia#5, dia turut mengutuk berbagai buzzer yang muncul di ruang digital, baik di sosial media seperti X dan Instagram maupun di ruang Zoom.
Kahar S. Cahyono, selaku Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh, ikut mengecam serangan digital tersebut.
“Serangan tersebut adalah serangan terhadap hak berpendapat warga, dan juga terhadap agenda perjuangan kelas pekerja di Indonesia,” tegas Kahar.
Lebih lanjut, Kahar juga mengajak seluruh warga Indonesia untuk turut mengawal kenaikan.PPN 12% yang akan memengaruhi hajat hidup banyak orang. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post