BONTANG – Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang telah menetapkan status waspada penyebaran flu burung.
Hal tersebut menyusul ditemukannya sejumlah kasus kematian unggas yang hasil diagnosanya positif terjangkit virus Avian Influenza (AI).
Bahkan dari hasil pemeriksaan Puskesmas Hewan DKP3 Bontang, hingga Senin (16/11/2020) kemarin, tercatat sudah 230 unggas jenis ayam peliharaan warga yang telah terkonfirmasi terjangkit flu burung.
Pemerintah melalui DKP3 setempat pun telah menerbitkan surat edaran prihal kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut, yang ditujukan kepada seluruh peternak unggas melalui Kelurahan masing-masing.
Dalam surat edaran tersebut, peternak diminta waspada terhadap unggas yang sakit atau mati. Serta meminta untuk meningkatkan kebersihan kandang dan peralatannya dengan melakukan penyemprotan disinfektan atau membersihkan dengan menggunakan sabun.
“Segera melapor ke DKP3 di Jalan S Parman KM 6, Cq Drh Priyono WA 085239789860 bila terjadi kematian unggas mendadak,” ujar Plt. Kepala DKP3, Amran dalam surat edarannya.
Sementara, Kepala Seksi Pelayanan Hewan Kota Bontang, Riyono menyatakan kasus flu burung kali ini bukan kali pertama terjadi di Kota Taman –sebutan lain Bontang.
Kata dia, kasus serupa pernah ditemukan pada tahun 2011 lalu. Setelah itu menghilang dan kali ini (2020) kembali ditemukan. Riyono menduga cuaca pancaroba menjadi faktor utama virus yang menyerang hewan ternak ini kembali berkembang biak.
Menurutnya saat peralihan musim (pancaroba) menjadi waktu yang rentan terhadap penyebaran penyakit, termasuk flu burung.
Ia pun tidak menepis kemungkinan adanya potensi penularan saat mobilisasi unggas dari luar ke Kota Bontang.
“Kayak pancaroba, kebetulan kemarin ada unggas baru yang masuk. Tapi ya itu tadi, pelihara 1 atau 2 ekor tak begitu diperhatikan. Penyebarannya virus harus kontak kalau unggas,” ujarnya.
Meski begitu, Riyono menegaskan dari hasil penelusuran di lokasi ditemukannya kasus flu burung. Tidak ditemukan atau pengakuan adanya unggas yang baru masuk ke Bontang. Sehingga kesimpulan sementara lebih mengarah pada faktor cuaca menjadi penyebab.
Lebih jauh, dibeberkannya sejauh ini telah ditemukan kasus flu burung di 9 lokasi penyebaran virus flu burung di dua Kelurahan Bontang Baru dan Kampung Jawa, yakni di Gang Gamelan, RT 15, RT 19, RT 22, Gang Angklung, dan Gang Gendang.
“Peternak ayam yang rentan tertular, karena kontak langsung dengan unggas. Puskeswan juga lagi keliling semprot disinfektan ke kandang milik warga, sebagai langkah waspada,” pungkasnya. (Yud/DT).