DIALEKTIS.CO – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai mengingatkan pers bukan sekedar jendela dunia yang mengabarkan informasi, tapi juga berfungsi sebagai pilar penjaga demokrasi dan HAM.
Hal itu ditegaskan Pigai saat menyampaikan orasi politiknya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-3, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di Hotel Aston Samarinda, Selasa (17/12/2024).
Di awal penyampaiannya, Natalius Pigai mengungkit 8 misi Pemerintahan Presiden Prabowo yang diberi nama Asta Cita.
Dimana, demokrasi dan HAM berada di point pertama. Menurutnya hal ini menunjukkan kemajuan kebebasan dan ekosistem pers menjadi hal yang dianggap sangat penting.
“Media, pers adalah pilar utama yang menopang demokrasi. Maka, Presiden menempatkan pers di posisi puncak dalam cita-citanya membangun Indonesia dalam 5 tahun ke depan,” ujarnya.
Pigai menyatakan pelaku pers memiliki tanggungjawab sebagai obligation order. Dengan memancarkan cahaya, nilai-nilai kebenaran, kejujuran, HAM, demokrasi, perdamaian dan keadilan yang selaras dengan penerapan Pancasila.
Kata dia, hanya dengan pers yang sehat dapat membuka dunia tersembunyi di balik tempat-tempat yang tidak mampu diketahui publik.
“Sebab itu, saya sebagai menteri HAM. Pers adalah bagian dari pasukan saya, sebagai pilar demokrasi dan hak asasi,” tegasnya.
Saat pers menjalankan fungsinya sebagai pilar demokrasi. Pers tidak sebatas jadi jendela dunia dia akan menjadi matahari dan bulan bagi bangsa.
Lebih jauh, Pigai menyatakan Kementrian HAM turut mendorong kebebasan pers dapat terus berjalan dengan menyuguhkan fakta-fakta peristiwa yang ada tanpa filter.
“Jangan takut untuk mengungkapkan kebenaran, dan keritikan. Jangan terlalu banyak edit berita, karena perasaan takut,” pesannya.
Terangnya, sesuai arahan Presiden Prabowo, saat ini sejumlah orang yang ditahan karena menyampaikan pendapat dan pikirannya untuk segera diberi amnesti atau kebebasan.
Hal ini sekaligus menunjukkan pemerintah mendorong terciptanya iklim kebebasan pers.
“Itu juga sebenarnya meminta saudara-saudara (pers) untuk tidak takut menuliskan fakta-fakta. Termasuk keritikan,”
“Hanya lewat keritik, kalian dapat mengisi ruang kosong yang tidak sempat diisi pemerintah. Tidak mungkin semua aspek pembangunan bisa sempurna, di situ butuh diingatkan oleh media,” pungkasnya. (*).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan bergabung saluran Dialektis.co WhatsApp atau telegram di link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join.
Discussion about this post