DIALEKTIS.CO – Memperingati hari sumpah pemuda komunitas Student Earth Generation bersama Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah menggelar Aksi Pelajar untuk Iklim, Ahad (30/10).
Dilaksanakan di 217 titik daerah dan diikuti oleh pelajar Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Dengan berbagai jenis aksi seperti land mark, tanam pohon, sedekah pohon, aksi jalanan, bersih pantai dan sungai, serta berbagai kegiatan menarik lainnya.
Pada bulan November perhelatan besar KTT G20 di Bali dan COP 27 di Mesir akan menyoroti langkah kebijakan iklim di seluruh dunia. Para pelajar bergerak untuk menyuarakan keadilan iklim dan bangkitkan kesadaran atas ancaman krisis iklim.
Menurut mereka, permasalahan kerusakan lingkungan adalah permasalah bersama apapun agama, umur dan latar belakangnya.
“Generasi muda memiliki beban dan tugas ganda di masa depan, yaitu membangun Indonesia lebih maju dan menyelamatkan masa depan bangsa ini dari bahaya ancaman krisis iklim,”
“Cuaca ekstrem dan kenaikan suhu bumi yang sudah terjadi di depan mata kami saat kami sedang bertumbuh mencapai cita-cita,” ujar Kholida Annisa sebagai koordinator nasional Aksi Pelajar untuk Iklim.
Kata dia, kerjasama yang kuat antara generasi muda dan generasi sebelumnya sangat dibutuhkan.
“Kami tentu berani di garda terdepan. Tentu akan lebih kuat jika kami mendapatkan kebijakan yang melindungi kami bergerak dan berjuang. Untuk generasi lintas agama aksi menjaga lingkungan adalah aksi universal sebagai wujud spiritualitas dari keimanan.” tegas Kholida.
Jelasnya, kurang lebih ada dua ratus ayat Al-Qur’an yang memberi pesan tentang lingkungan dan perawatan bumi.
Misalnya, meletakkan kesadaran mengenai peringatan kerusakan alam (QS Ar Rum:41) yang disebabkan manusia dan dorongan perlunya upaya perbaikan atas kerusakan tersebut (QS Ar Rahman:7).
Pelajar sebagai generasi muda pemimpin dunia harus melek isu krisis iklim. Pendidikan sekolah tentang lingkungan hidup menjadi hak penuh yang harus didapatkan siswa.
Karena faktanya, semakin banyak pelajar di dunia yang peduli dengan bumi. Gerakan seperti Fridays for Future menjadi contoh besar kekhawatiran kaum muda akan nasib bumi di masa depan.
“Kegiatan ini adalah langkah kecil. Kita butuh perlu lebih banyak aksi iklim yang kongkrit, kuat dan cepat untuk memastikan kenaikan rata-rata suhu bumi tidak melebihi 1.5°C seperti komitmen para pemimpin dunia pada Perjanjian Paris 2015 dan Peringatan PBB atas kode merah penyelamatan bumi. Solusinya sudah jelas dan waktu kita tidak banyak,” pungkasnya. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Dialektis.co. Caranya dengan klik link https://t.me/+CNJcnW6EXdo5Zjg1 kemudian join. Agar lebih mudah instal aplikasi telegram dulu di ponsel Anda.
Discussion about this post