DIALEKTIS.CO – Anggota DPRD Kota Bontang, Bakhtiar Wakkang menyoroti terjadinya peningkatan angka kemiskinan di masa pendemi Covid-19. Ia menilai Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa menjadi sektor yang diandalkan.
Merujuk Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Wali Kota Bontang tahun 2020. Angka kemiskinan di Kota Bontang mengalami sedikit peningkatan dari 4,22 persen pada 2019 naik menjadi 4,38 persen di tahun 2020 atau bertambah dari 7.470 jiwa menjadi 7.910 jiwa.
Menurutnya, disamping akibat pandemi. Tren negatif ini juga terjadi akibat adanya pembatasan produktivitas sejumlah perusahaan dan pelaku usaha.
Sehingga angka pengangguran di Bontang bertambah yang menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi ikut sedikit meningkat.
“Mereka membatasi produktivitasnya dan juga subconnya. Jadi itu berdampak pada tenaga kerja kita,” jelas politisi yang akrab disapa BW itu saat dikonfirmasi awak media, Selasa (9/3/2021).
Lebih jauh, BW menyinggung belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) alih daya. Menurutnya, hal ini juga harus menjadi salah satu perhatian serius bagi Pemerintahan Daerah yang baru nantinya.
“Sekarang kita dihantam dari segala penjuru, mulai dari persoalan Covid-19 yang menyebabkan lesunya perekonomian. Termasuk menimbulkan resistensi terhadap dunia perhotelan maupun dunia pariwisata,” sebutnya.
Kata dia, sejumlah persoalan yang menerpa di sektor ketenagakerjaan dan bisnis baik formal maupun non-formal inilah yang mejadi penyebab terjadinya peningkatan angka kemiskinan di Kota Taman -sebutan lain Bontang.
“Saat ini dibutuhkan, kepandaian pemerintah, seperti program presiden untuk berdamai dengan Covid-19 yang mana harus dijabarkan oleh Pemerintah Daerah,” sambungnya.
Disisi lain, masih kata BW, Pemerintah harus siap mengantisipasi jika terjadinya kesenjangan sosial bagi masyarakat yang membuat tingkat kriminalitas semakin tinggi.
Baginya, untuk menekan tingkat kemiskinan. Pemerintah Kota wajib menggalakkan UMKM agar perekonomian yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dapat kembali pulih.
“Mikro yang harus digalakkan, karena jika ekonomi makro yang diandalkan maka akan sulit karena terbatas ruang geraknya,” imbuhnya. (Mir/Yud).
Discussion about this post